Ke depan, partai ini perlu melakukan konsolidasi internal yang mendalam agar tidak terpecah-belah dan tetap mampu bersaing dalam kancah politik nasional. Pengalaman Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar bisa menjadi pelajaran berharga bagi pemimpin berikutnya, terutama dalam menghadapi tekanan internal dan eksternal yang datang silih berganti. Golkar, sebagai partai besar, dituntut untuk bisa menjaga stabilitas dan kekuatannya di tengah gelombang perubahan politik yang terus bergulir.
Wasana Kata
Dengan demikian, mundurnya Airlangga Hartarto tidak hanya menjadi akhir dari kepemimpinannya di Golkar, tetapi juga menjadi momentum bagi partai untuk merenung dan merumuskan kembali arah perjuangan politiknya demi kepentingan bangsa dan negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI