Ke depan, partai ini perlu melakukan konsolidasi internal yang mendalam agar tidak terpecah-belah dan tetap mampu bersaing dalam kancah politik nasional. Pengalaman Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar bisa menjadi pelajaran berharga bagi pemimpin berikutnya, terutama dalam menghadapi tekanan internal dan eksternal yang datang silih berganti. Golkar, sebagai partai besar, dituntut untuk bisa menjaga stabilitas dan kekuatannya di tengah gelombang perubahan politik yang terus bergulir.
Wasana Kata
Dengan demikian, mundurnya Airlangga Hartarto tidak hanya menjadi akhir dari kepemimpinannya di Golkar, tetapi juga menjadi momentum bagi partai untuk merenung dan merumuskan kembali arah perjuangan politiknya demi kepentingan bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H