Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD ; Apakah Menjauhkan Pemimpin dari Rakyat?

7 Januari 2025   06:59 Diperbarui: 7 Januari 2025   06:59 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebaliknya, pilkada langsung memberikan peluang lebih besar bagi rakyat untuk mengevaluasi calon kepala daerah berdasarkan rekam jejak, visi, dan program kerja mereka. Proses ini, meskipun tidak sempurna, memberikan tekanan pada calon untuk lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat.

Reformasi Sistem Pemilihan: Jalan Tengah

Daripada kembali sepenuhnya ke sistem pemilihan oleh DPRD, reformasi sistem pilkada langsung mungkin menjadi alternatif yang lebih baik. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  1. Transparansi dan Pengawasan Ketat
    Meningkatkan transparansi dalam proses pilkada langsung, mulai dari pendaftaran calon hingga penghitungan suara, dapat mengurangi praktik kecurangan dan politik uang.
  2. Edukasi Politik untuk Rakyat
    Masyarakat perlu diberi pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya memilih pemimpin yang kompeten dan berintegritas, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh politik uang atau kampanye negatif.
  3. Batasan Biaya Kampanye
    Membatasi biaya kampanye dan memberikan fasilitas kampanye yang setara untuk semua calon dapat membantu menciptakan kompetisi yang lebih adil.
  4. Penguatan Peran Partai Politik
    Partai politik perlu didorong untuk mengajukan calon yang memiliki integritas tinggi dan rekam jejak yang baik. Ini bisa dilakukan melalui mekanisme seleksi internal yang lebih transparan dan kompetitif.

Kembali ke Rakyat

Pemilihan kepala daerah oleh DPRD telah terbukti memiliki berbagai kelemahan, baik di Indonesia maupun di negara lain. Pengalaman menunjukkan bahwa sistem ini cenderung menciptakan jarak antara pemimpin dan rakyat, melemahkan akuntabilitas, dan membuka peluang besar bagi politik transaksional.

Sebaliknya, pilkada langsung, meskipun memiliki tantangan tersendiri, lebih mampu menciptakan hubungan yang erat antara pemimpin dan rakyat. Dengan berbagai reformasi, sistem ini dapat diperbaiki untuk menciptakan demokrasi yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Pada akhirnya, demokrasi bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang memberi ruang bagi rakyat untuk berpartisipasi secara aktif dalam menentukan masa depan mereka. Memastikan rakyat tetap memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka secara langsung adalah langkah penting untuk menjaga esensi demokrasi di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun