Dalam jangka panjang, pemilihan langsung memiliki potensi besar untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses politik dan ekonomi. Hal ini menciptakan:
- Kepercayaan publik yang tinggi: Legitimasi pemerintah mendukung stabilitas sosial dan ekonomi.
- Inovasi kebijakan: Tekanan dari masyarakat dapat mendorong kepala daerah untuk berinovasi dalam memperbaiki ekonomi.
Namun, jika masyarakat tidak teredukasi dengan baik, pemilihan langsung dapat menghasilkan pemimpin yang tidak kompeten, yang berdampak buruk pada ekonomi.
Pemilihan oleh DPRD
Pemilihan oleh DPRD dapat menghasilkan stabilitas politik dan ekonomi yang lebih cepat, terutama di daerah dengan tingkat konflik sosial yang tinggi. Namun, stabilitas ini sering kali bersifat semu jika transparansi dan akuntabilitas tidak terjaga.
Mana yang Lebih Ekonomis?
Pemilihan kepala daerah oleh DPRD secara langsung memang lebih ekonomis dalam hal biaya operasional. Namun, jika dilihat dari dampak ekonomi jangka panjang, pemilihan langsung memiliki potensi lebih besar untuk menciptakan kebijakan yang inklusif dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi.
Kedua sistem memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keputusan mengenai sistem mana yang lebih baik harus mempertimbangkan konteks lokal, termasuk tingkat pendidikan masyarakat, potensi korupsi, dan kebutuhan akan stabilitas politik. Dengan reformasi yang tepat, baik pemilihan langsung maupun oleh DPRD dapat dikelola untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H