Digitalisasi memungkinkan pengelolaan sumber daya yang lebih efisien, sehingga mengurangi biaya operasional dan menghemat anggaran pertahanan. Sebagai contoh, dengan pemantauan inventaris secara real-time, pemerintah dapat mengurangi biaya penyimpanan dan pengelolaan inventaris. Selain itu, proses pengadaan yang lebih efisien akan mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan kesiapan operasional.
b. Meningkatkan Transparansi dan Keamanan
Digitalisasi, khususnya dengan penggunaan teknologi blockchain, dapat meningkatkan transparansi dalam rantai pasok, sehingga memastikan bahwa setiap komponen dan bahan baku yang digunakan memenuhi standar keamanan yang ketat. Hal ini sangat penting dalam industri pertahanan, di mana adanya komponen asing atau produk palsu dapat menimbulkan risiko besar bagi keamanan negara.
c. Fleksibilitas dalam Merespon Perubahan
Digitalisasi membuat rantai pasok lebih fleksibel dalam merespon perubahan kebutuhan atau ancaman yang muncul secara mendadak. Misalnya, jika terjadi krisis yang membutuhkan peralatan tertentu, pemangku kepentingan dapat langsung mengakses informasi stok dan memobilisasi sumber daya dengan cepat. Fleksibilitas ini sangat penting dalam memastikan kesiapan pertahanan yang tinggi.
d. Mendukung Inovasi Lokal dan Kemandirian Teknologi
Dengan digitalisasi, industri pertahanan dalam negeri dapat mengembangkan teknologi dan inovasi sendiri, tanpa ketergantungan pada pihak luar. Hal ini akan membantu memperkuat ekosistem industri pertahanan lokal, mendorong transfer teknologi, serta menciptakan peluang kerja baru di bidang teknologi tinggi. Dengan demikian, digitalisasi tidak hanya memperkuat rantai pasok tetapi juga mendukung kemandirian teknologi nasional.
4. Tantangan dalam Implementasi Digitalisasi Rantai Pasok Pertahanan
Meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh, implementasi digitalisasi rantai pasok pertahanan juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
a. Keamanan Siber
Digitalisasi yang mengandalkan jaringan internet menghadirkan risiko keamanan siber yang serius, khususnya di sektor pertahanan yang sangat sensitif. Serangan siber dapat mengakibatkan bocornya data strategis, gangguan pada operasional, atau manipulasi data yang dapat membahayakan keamanan negara.