b. Biaya Implementasi
Investasi awal untuk membangun infrastruktur digital pada rantai pasok pertahanan cukup besar. Selain itu, pemeliharaan teknologi digital, pelatihan personel, serta adaptasi terhadap teknologi yang terus berkembang juga membutuhkan dana yang tidak sedikit.
c. Kesiapan Sumber Daya Manusia
Kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil di bidang teknologi digital juga menjadi tantangan. Pelatihan yang intensif diperlukan untuk memastikan bahwa personel pertahanan mampu mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi digital dengan optimal. Di sisi lain, kolaborasi dengan sektor pendidikan dan industri teknologi domestik menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini.
Digitalisasi rantai pasok merupakan langkah strategis dalam mewujudkan kemandirian industri pertahanan yang lebih kuat, efisien, dan inovatif. Dengan mengintegrasikan teknologi seperti AI, IoT, blockchain, dan big data, Indonesia dapat membangun rantai pasok pertahanan yang tidak hanya berdaya saing global tetapi juga fleksibel dalam menghadapi perubahan dan ancaman.
Namun, digitalisasi ini juga harus disertai dengan kebijakan keamanan siber yang ketat, investasi yang berkelanjutan, serta pengembangan sumber daya manusia yang terampil. Dengan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi, kemandirian industri pertahanan Indonesia dapat semakin diperkuat, mewujudkan keamanan nasional yang lebih tangguh dan mandiri di era digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H