Di tengah meningkatnya permintaan pangan akibat pertumbuhan populasi, ketahanan pangan telah menjadi isu krusial yang menuntut perhatian mendalam dari pemerintah dan masyarakat.Â
Teknologi pertanian cerdas atau smart farming menghadirkan peluang besar untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan secara efisien dan berkelanjutan.Â
Dengan menggunakan berbagai teknologi modern, seperti sensor, kecerdasan buatan (AI), dan Internet of Things (IoT), teknologi ini mampu memberikan solusi bagi masalah-masalah pertanian konvensional, seperti ketergantungan pada cuaca, penurunan kualitas tanah, dan kekurangan tenaga kerja di sektor ini.
Namun, untuk mengadopsi teknologi ini secara optimal, pemerintah perlu merumuskan kebijakan yang mendukung penggunaan teknologi pertanian cerdas di kalangan petani.Â
Pada kesempatan ini Kita akan membahas langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui teknologi pertanian cerdas, memastikan bahwa sektor pertanian Indonesia dapat bertahan dan berkembang menghadapi tantangan masa depan.
1. Penyediaan Infrastruktur Digital dan Akses Internet di Daerah Pertanian
Teknologi pertanian cerdas bergantung pada infrastruktur digital yang memadai, terutama akses internet yang stabil dan cepat di kawasan pertanian.Â
Saat ini, banyak daerah pedesaan di Indonesia masih mengalami keterbatasan dalam akses internet, yang menghambat adopsi teknologi digital.Â
Pemerintah perlu berinvestasi dalam penyediaan infrastruktur digital di daerah pertanian untuk membuka akses internet bagi petani.Â
Langkah ini akan mempercepat adopsi teknologi seperti sensor tanah, pemantauan tanaman berbasis IoT, serta pemanfaatan data cuaca real-time yang dapat membantu petani mengelola lahan dengan lebih efisien.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya