Urban Farming dan Teknologi Berkelanjutan
Salah satu dampak besar dari urbanisasi adalah semakin sempitnya lahan untuk pertanian. Di banyak kota besar di Indonesia, lahan hijau semakin berkurang, sementara kebutuhan pangan justru meningkat.Â
Society 5.0 memberikan solusi melalui konsep urban farming atau pertanian perkotaan yang mengintegrasikan teknologi hijau dan pertanian vertikal.
1. Pertanian Vertikal dengan Teknologi IoT
Pertanian vertikal adalah sistem pertanian yang menggunakan ruang secara vertikal, biasanya di gedung-gedung atau ruangan tertutup yang dikendalikan secara digital.Â
Teknologi IoT memungkinkan pengaturan kondisi lingkungan seperti pencahayaan, suhu, kelembapan, dan nutrisi tanaman secara otomatis, sehingga tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan efisien. Sistem ini juga meminimalkan penggunaan air dan lahan, yang sangat penting di wilayah perkotaan yang padat.
Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, urban farming bisa menjadi solusi untuk memperkuat ketahanan pangan lokal. Dengan memanfaatkan gedung-gedung kosong atau lahan terbatas, masyarakat perkotaan bisa menghasilkan sayuran segar sendiri tanpa bergantung pada pasokan dari luar daerah.
2. Energi Terbarukan untuk Produksi Pangan Berkelanjutan
Teknologi berkelanjutan seperti panel surya dan energi angin dapat digunakan dalam sistem pertanian Society 5.0 untuk menghasilkan energi yang diperlukan dalam produksi pangan.Â
Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alamnya, memiliki potensi besar untuk mengintegrasikan energi terbarukan dalam produksi pangan.Â
Penggunaan energi terbarukan tidak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga mendukung tujuan keberlanjutan dengan mengurangi jejak karbon dari industri pertanian.