Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengukir Identitas Global, City Branding Payakumbuh menuju City of Randang

6 Oktober 2024   22:12 Diperbarui: 6 Oktober 2024   23:14 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Payakumbuh, sebuah kota di Sumatera Barat, sedang merajut sebuah visi besar: menjadikan dirinya sebagai "City of Randang," sebuah pusat kuliner dunia yang dikenal dengan rendang, salah satu makanan paling ikonik dan diakui secara global. 

Langkah ini bukan hanya upaya untuk memperkuat citra lokal, tetapi juga strategi ambisius dalam membangun ekonomi dan menarik wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, Payakumbuh memerlukan strategi city branding yang efektif, terencana, dan konsisten.

Di tengah persaingan global yang ketat, city branding telah menjadi salah satu alat paling penting bagi kota-kota untuk memperkuat identitas mereka di panggung internasional. 

Bukan hanya sekadar soal promosi, tetapi bagaimana sebuah kota dapat menghadirkan citra yang kuat, relevan, dan mendalam bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. 

Dengan kekayaan budaya kuliner yang dimiliki, Payakumbuh memiliki potensi besar untuk menjadi pusat global rendang. Namun, langkah-langkah strategis apa yang perlu diambil untuk mencapai visi ini?

Mengapa Randang? Mengapa Payakumbuh?

Randang (atau rendang, dalam penyebutan yang lebih umum) bukan sekadar makanan bagi masyarakat Sumatera Barat. Ia adalah simbol budaya, tradisi, dan nilai-nilai kearifan lokal yang tercermin dalam setiap lapisan rasanya. 

Payakumbuh, yang terletak di Lembah Harau yang subur, memiliki ikatan kuat dengan tradisi memasak randang. Banyak produsen kecil dan rumah makan tradisional yang selama ini menjadi pilar dalam menjaga otentisitas rendang sebagai warisan budaya Minangkabau.

Langkah Payakumbuh untuk mengukuhkan dirinya sebagai "City of Randang" adalah cerminan dari upaya menjaga warisan tersebut. Melalui strategi ini, kota ini berupaya tidak hanya melestarikan nilai-nilai budaya lokal, tetapi juga menjadikannya sebagai kekuatan ekonomi yang berdaya saing tinggi. 

Pertanyaannya sekarang, bagaimana Payakumbuh dapat mengimplementasikan branding yang efektif untuk mencapai tujuan ini?

Langkah-Langkah Strategis dalam City Branding Payakumbuh

  1. Memperkuat Identitas Lokal sebagai Brand
    Langkah pertama dalam city branding adalah memperkuat identitas lokal. Bagi Payakumbuh, identitas tersebut sudah jelas: sebagai kota yang kaya akan tradisi kuliner, terutama randang. Namun, penting bagi kota ini untuk tidak hanya sekadar menyebut diri sebagai "City of Randang," tetapi juga memastikan bahwa semua elemen dalam kota mendukung citra ini.

Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan infrastruktur kuliner yang menonjolkan randang sebagai ikon utama. Restoran, pusat oleh-oleh, hingga festival kuliner tahunan dapat menjadi bagian integral dari strategi ini. Payakumbuh harus berusaha untuk menjadikan randang sebagai sesuatu yang hadir di setiap sudut kota, mulai dari pengalaman wisata kuliner, hingga produk-produk lokal yang dikemas dengan standar internasional.

  1. Penciptaan Narasi yang Kuat dan Konsisten
    Dalam city branding, narasi adalah segalanya. Payakumbuh perlu mengembangkan narasi yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga menyentuh emosi dan perasaan masyarakat lokal serta wisatawan. Randang bukan sekadar makanan lezat, tetapi juga simbol ketahanan, kerja keras, dan kekayaan budaya Minangkabau yang diwariskan turun-temurun.

Narasi ini harus disampaikan melalui berbagai media---baik itu promosi digital, festival, atau kolaborasi dengan influencer kuliner. Misalnya, Payakumbuh bisa mengembangkan cerita tentang bagaimana rendang diolah dengan kesabaran, menggunakan bahan-bahan lokal, dan menjadi bagian penting dari tradisi keluarga di Minangkabau. Cerita inilah yang membuat rendang berbeda dari makanan lain dan menjadikannya lebih dari sekadar komoditas.

  1. Inovasi dan Modernisasi Produk
    Meskipun Payakumbuh ingin menjaga otentisitas randang, inovasi tetap diperlukan untuk menarik pasar yang lebih luas, khususnya di luar negeri. Hal ini bukan berarti mengubah rasa atau teknik memasak yang sudah menjadi warisan, tetapi bagaimana randang dapat dipasarkan dengan cara yang lebih modern dan menarik bagi konsumen global.

Salah satu contoh yang sudah mulai dilakukan adalah produk rendang siap saji yang dapat diekspor. Produk ini memudahkan orang-orang di berbagai negara untuk menikmati rendang tanpa harus datang langsung ke Payakumbuh. Kota ini bisa memperkuat strategi ini dengan mendorong UMKM lokal untuk menghasilkan lebih banyak produk turunan randang dengan standar kualitas yang tinggi. Payakumbuh juga dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan menciptakan kemasan yang ramah lingkungan, yang kini menjadi perhatian besar di pasar global.

  1. Kolaborasi dengan Pihak-Pihak Terkait
    Tidak ada kota yang dapat berhasil dalam branding tanpa kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak. Pemerintah kota Payakumbuh perlu menjalin kemitraan strategis dengan berbagai lembaga, baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya, Payakumbuh dapat bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan "City of Randang" sebagai destinasi kuliner internasional.

Di tingkat lokal, kolaborasi dengan para pengusaha kuliner, petani rempah-rempah, dan produsen bahan makanan sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh rantai pasok randang berjalan dengan lancar. Hal ini akan membantu meningkatkan ekonomi lokal, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memastikan bahwa produksi randang tetap berkelanjutan dalam jangka panjang.

  1. Pemasaran Digital dan Keberlanjutan
    Dalam era digital saat ini, promosi melalui media sosial dan platform digital lainnya menjadi sangat penting. Payakumbuh dapat memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan randang kepada audiens yang lebih luas. Video tutorial memasak randang, kisah-kisah inspiratif dari pengusaha lokal, hingga testimoni dari wisatawan yang sudah berkunjung dapat menjadi bagian dari strategi pemasaran ini.

Selain itu, kota ini juga dapat mengembangkan website resmi yang menggabungkan informasi tentang sejarah randang, tempat-tempat terbaik untuk mencicipi randang, serta tips bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Payakumbuh. 

Dengan cara ini, branding "City of Randang" tidak hanya menjangkau wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan internasional yang tertarik pada pengalaman kuliner autentik.

  1. Pengembangan Pariwisata Kuliner
    Salah satu cara paling efektif untuk memperkuat citra "City of Randang" adalah melalui pengembangan pariwisata kuliner. Payakumbuh dapat menyelenggarakan festival kuliner tahunan yang menampilkan randang sebagai bintang utama, menarik wisatawan dari seluruh dunia. Festival ini bisa mencakup lomba memasak randang, kelas memasak untuk wisatawan, serta pameran produk-produk lokal berbasis randang.

Selain itu, Payakumbuh bisa menawarkan tur kuliner yang membawa wisatawan mengunjungi rumah-rumah tradisional di mana randang dimasak secara autentik. Ini bukan hanya tentang menikmati makanan, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih mendalam tentang budaya dan tradisi lokal. Dengan strategi ini, randang akan lebih dari sekadar makanan; ia akan menjadi daya tarik wisata yang kuat.

Tantangan dan Peluang

Namun, seperti halnya setiap strategi besar, ada tantangan yang perlu dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga otentisitas randang di tengah permintaan pasar global yang terus meningkat. 

Dalam beberapa kasus, ada kekhawatiran bahwa randang dapat mengalami penyesuaian rasa untuk menyesuaikan selera pasar internasional, yang dapat mengikis keaslian dari tradisi kuliner ini.

Di sisi lain, peluang besar terletak pada kekuatan komunitas lokal dan keinginan global untuk mengeksplorasi pengalaman kuliner yang autentik. Payakumbuh memiliki keunggulan dalam hal ini, karena kota ini masih mempertahankan banyak produsen kecil yang menjaga kualitas dan rasa tradisional randang. 

Dengan dukungan pemerintah, pengusaha lokal, dan masyarakat, Payakumbuh memiliki semua yang diperlukan untuk menjadi pusat kuliner rendang yang dikenal di seluruh dunia.

Melalui strategi city branding yang matang, konsisten, dan berbasis pada identitas budaya yang kuat, Payakumbuh memiliki potensi besar untuk mengukuhkan diri sebagai "City of Randang." Kombinasi antara inovasi produk, kolaborasi dengan berbagai pihak, dan promosi digital yang tepat dapat membantu kota ini mencapai ambisi besarnya.

Randang bukan hanya soal makanan, tetapi juga simbol kekayaan budaya yang dapat mengangkat ekonomi lokal dan memperkenalkan Payakumbuh ke panggung global. Jika dilaksanakan dengan baik, Payakumbuh dapat menjadi contoh sukses bagaimana city branding dapat mengubah kota kecil menjadi pusat kuliner dunia yang dikenal luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun