Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, tidak ada keraguan bahwa pembayaran cashless akan terus berkembang pesat. Namun, penting untuk diingat bahwa digitalisasi bukanlah solusi satu-satunya. Uang tunai masih memiliki peran penting sebagai jaring pengaman dalam perekonomian, terutama di tengah ketidakpastian yang bisa muncul dari gangguan teknologi atau akses yang tidak merata.
Pendekatan yang lebih bijak adalah menjaga keseimbangan antara cashless dan cash. Kombinasi 50% cashless dan 50% cash memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi konsumen, memastikan inklusi keuangan yang lebih luas, serta meminimalisir risiko dari ketergantungan pada satu sistem saja. Dengan demikian, kita bisa menciptakan sistem ekonomi yang lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan di era digital ini.
Jadi, alih-alih berlari menuju 100% cashless, mungkin saatnya kita mempertimbangkan jalan tengah: 50% cashless dan 50% cash---sebuah keseimbangan yang menjaga fleksibilitas dan ketahanan ekonomi bagi semua pihak. Bagaimana menurut sidang pembaca?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H