Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan 100% Cashless

20 September 2024   08:28 Diperbarui: 20 September 2024   09:02 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kombinasi Ideal: 50% Cashless, 50% Cash

Melihat keunggulan dan kelemahan dari kedua metode pembayaran ini, kita sebaiknya tidak mengambil langkah ekstrem dengan memilih salah satu secara mutlak. Pendekatan yang lebih bijak adalah menciptakan keseimbangan antara penggunaan uang tunai dan non-tunai. Kombinasi 50% cashless dan 50% cash menawarkan fleksibilitas yang ideal dalam menghadapi berbagai kebutuhan transaksi yang berbeda-beda.

Dalam ekosistem ini, pembayaran digital bisa dimanfaatkan untuk transaksi yang membutuhkan kecepatan dan efisiensi, seperti pembayaran tagihan, belanja online, atau transfer antarbank. Di sisi lain, uang tunai tetap bisa digunakan untuk transaksi harian yang lebih kecil, atau sebagai cadangan ketika sistem digital tidak bisa diakses.

Dengan memadukan kedua sistem ini, kita juga dapat meminimalisir risiko yang muncul dari ketergantungan berlebihan pada satu sistem saja. Transaksi non-tunai membawa risiko keamanan data, sedangkan uang tunai memiliki risiko kehilangan fisik. Dengan memanfaatkan keduanya secara proporsional, kita bisa menciptakan sistem yang lebih tangguh, di mana kelemahan satu sistem bisa ditutupi oleh kekuatan sistem lainnya.

Inklusi Keuangan yang Lebih Merata

Salah satu keuntungan utama dari pendekatan 50% cashless dan 50% cash adalah inklusi keuangan yang lebih merata. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, atau mereka yang belum familiar dengan teknologi digital, tetap bisa berpartisipasi dalam ekonomi tanpa perlu terhambat oleh ketidakmampuan mengakses layanan digital. Di sisi lain, masyarakat perkotaan yang sudah lebih terbiasa dengan teknologi bisa terus menikmati kemudahan yang ditawarkan oleh pembayaran cashless.

Pendekatan ini juga memberikan ruang bagi semua kelompok masyarakat untuk bertransisi secara bertahap menuju ekosistem digital, tanpa harus meninggalkan mereka yang masih bergantung pada uang tunai. Edukasi dan literasi keuangan digital tetap penting, tetapi hal ini perlu dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan akses masyarakat.

Kebijakan yang Fleksibel untuk Masa Depan

Dalam konteks kebijakan, pemerintah dan regulator keuangan juga perlu menerapkan pendekatan yang fleksibel untuk mendukung transisi ini. Regulasi yang mendorong adopsi teknologi pembayaran digital harus diimbangi dengan kebijakan yang tetap mendukung peran uang tunai dalam perekonomian. Ini bisa dilakukan dengan memastikan bahwa uang tunai tetap mudah diakses oleh semua kalangan, termasuk di daerah-daerah terpencil.

Di saat yang sama, upaya untuk meningkatkan literasi digital dan keuangan perlu terus dilakukan, agar masyarakat semakin siap untuk memanfaatkan teknologi pembayaran non-tunai secara optimal. Namun, dalam proses ini, kebijakan yang melindungi konsumen dari risiko keamanan data juga harus menjadi prioritas, mengingat semakin banyaknya transaksi yang dilakukan secara digital.

Keseimbangan adalah Kunci

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun