Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Struktur Pasar Industri (13): Monopoli, Regulasi, dan Equilibrium

18 September 2024   07:23 Diperbarui: 18 September 2024   07:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Contoh di Indonesia adalah industri farmasi dan kesehatan, di mana perusahaan-perusahaan besar seperti Kimia Farma dapat melakukan investasi dalam pengembangan obat-obatan baru karena mereka memiliki skala ekonomi yang mendukung. Inovasi ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, terutama dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan publik.

Kerugian Monopoli dalam Industri Lokal

Meskipun ada sejumlah keuntungan, monopoli juga memiliki berbagai kerugian yang bisa berdampak negatif terhadap sektor industri lokal dan ekonomi secara keseluruhan. Ketika persaingan di pasar terhambat, berbagai masalah dapat muncul, baik dari sisi konsumen maupun pelaku usaha lainnya.

1. Kurangnya Persaingan dan Inovasi Terbatas

Salah satu kritik utama terhadap monopoli adalah kurangnya persaingan. Tanpa pesaing yang signifikan, perusahaan monopoli sering kali tidak memiliki insentif untuk terus berinovasi atau meningkatkan efisiensi. Di sektor industri lokal, ini bisa menjadi masalah besar, terutama ketika produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan monopoli sudah tidak lagi memenuhi standar kualitas yang diharapkan oleh konsumen.

Kurangnya persaingan juga dapat memperlambat laju inovasi. Jika monopolis merasa nyaman dengan dominasinya, mereka mungkin tidak merasa perlu untuk melakukan perbaikan atau memperkenalkan teknologi baru. Akibatnya, sektor industri lokal yang didominasi oleh monopoli bisa tertinggal dibandingkan dengan pasar yang lebih kompetitif, baik dari segi teknologi maupun efisiensi.

2. Harga yang Lebih Tinggi bagi Konsumen

Monopoli sering kali menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi konsumen, karena perusahaan memiliki kontrol penuh terhadap penetapan harga. Di Indonesia, hal ini dapat dilihat pada beberapa sektor di mana perusahaan BUMN atau perusahaan swasta besar mendominasi pasar dan mengatur harga tanpa adanya tekanan persaingan yang berarti.

Dalam sektor transportasi udara misalnya, monopoli atau oligopoli oleh beberapa pemain besar dapat membuat harga tiket melambung tinggi, terutama pada rute-rute yang kurang kompetitif. Ini jelas merugikan konsumen lokal yang harus membayar lebih mahal untuk mendapatkan akses ke layanan yang seharusnya lebih terjangkau jika ada persaingan yang lebih sehat.

3. Hambatan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Monopoli juga menciptakan hambatan masuk yang sangat besar bagi pelaku usaha baru atau UKM yang ingin bersaing di pasar. Di sektor industri yang didominasi oleh satu atau beberapa pemain besar, UKM sering kali kesulitan untuk bersaing, baik dari segi harga, distribusi, maupun teknologi. Kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi lokal, karena UKM sering kali dianggap sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun