Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Sistem Ekonomi Indonesia (147) : Dampak Pandemi.

11 September 2024   13:14 Diperbarui: 11 September 2024   13:18 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebaliknya, negara-negara berkembang dengan kapasitas fiskal yang terbatas, seperti Indonesia dan beberapa negara di Afrika, menghadapi tantangan yang lebih besar. Pandemi memperparah masalah ekonomi yang sudah ada, seperti defisit anggaran, hutang luar negeri, dan ketergantungan pada sektor informal. Di Indonesia, misalnya, meskipun pemerintah meluncurkan berbagai program bantuan sosial, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan subsidi upah, keterbatasan fiskal membatasi kemampuan untuk mendukung seluruh sektor ekonomi. Hal ini membuat pemulihan ekonomi menjadi lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara maju (Kementerian Keuangan, 2021).

Struktur Ekonomi: Ketergantungan pada Sektor Tertentu

Struktur ekonomi suatu negara juga memengaruhi bagaimana negara tersebut merespons dan pulih dari pandemi. Negara-negara yang sangat bergantung pada sektor-sektor yang terdampak langsung oleh pandemi, seperti pariwisata dan transportasi, menghadapi tantangan yang lebih besar. Thailand dan Indonesia, misalnya, yang sangat bergantung pada pariwisata internasional, mengalami kontraksi ekonomi yang signifikan ketika perjalanan global terhenti. Menurut laporan Bank Indonesia, sektor pariwisata menyumbang sekitar 5% dari PDB Indonesia, dan penurunan tajam dalam kedatangan wisatawan asing pada tahun 2020 menyebabkan kerugian yang besar bagi ekonomi (Bank Indonesia, 2020).

Di sisi lain, negara-negara yang memiliki diversifikasi ekonomi yang lebih baik, seperti Korea Selatan dan Singapura, mampu lebih cepat beradaptasi dengan perubahan kondisi global. Misalnya, Korea Selatan memanfaatkan kekuatan industrinya di sektor teknologi dan manufaktur untuk memenuhi permintaan global akan peralatan medis dan teknologi digital, yang meningkat selama pandemi (OECD, 2020).

Respons setiap negara terhadap pandemi COVID-19 sangat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti sistem ekonomi, ketahanan fiskal, budaya sosial, dan struktur ekonomi. Negara-negara dengan sistem ekonomi terencana cenderung memiliki respons yang lebih terkoordinasi dan terpusat, sedangkan negara-negara dengan sistem ekonomi pasar sering kali menghadapi tantangan yang lebih besar dalam menyeimbangkan kebijakan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Selain itu, kapasitas fiskal yang kuat, kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah, dan diversifikasi ekonomi juga memainkan peran penting dalam menentukan keberhasilan suatu negara dalam menangani dampak ekonomi pandemi.

Indonesia, sebagai negara berkembang dengan ekonomi yang beragam, menghadapi tantangan besar dalam mengelola dampak pandemi. Meskipun berbagai kebijakan telah diterapkan untuk mendukung masyarakat dan sektor ekonomi, keterbatasan fiskal dan ketergantungan pada sektor-sektor tertentu membuat pemulihan ekonomi menjadi lebih lambat. Ke depan, diversifikasi ekonomi dan penguatan kapasitas fiskal harus menjadi prioritas untuk meningkatkan ketahanan terhadap krisis global di masa depan.

Kasus Indonesia

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia membawa dampak yang mendalam pada sistem ekonomi global. Namun, cara setiap negara menghadapi dan merespons krisis ini berbeda-beda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti struktur ekonomi, kebijakan fiskal, kondisi sosial-politik, hingga sistem kesehatan yang ada di setiap negara. Respons terhadap pandemi tidak hanya mencerminkan kemampuan ekonomi masing-masing negara, tetapi juga filosofi dan pendekatan yang mereka gunakan dalam mengelola perekonomian.

Sistem Ekonomi: Antara Ekonomi Terencana dan Ekonomi Pasar

Salah satu faktor yang mempengaruhi respons suatu negara terhadap pandemi adalah sistem ekonomi yang mereka anut. Di dunia, ada dua model utama dalam sistem ekonomi: ekonomi terencana dan ekonomi pasar. Negara-negara dengan sistem ekonomi terencana, seperti Tiongkok, memiliki kontrol yang kuat dari pemerintah pusat terhadap perekonomian, termasuk dalam alokasi sumber daya dan pengambilan keputusan. Tiongkok dengan cepat menerapkan langkah-langkah tegas untuk menanggulangi pandemi, seperti lockdown ketat di berbagai kota dan alokasi sumber daya untuk mendukung sektor-sektor yang paling terdampak. Pendekatan yang lebih sentralistis memungkinkan Tiongkok untuk memitigasi dampak ekonomi lebih cepat dibandingkan negara-negara dengan sistem ekonomi pasar yang lebih liberal.

Sebaliknya, negara-negara dengan sistem ekonomi pasar, seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat, memiliki mekanisme yang lebih bergantung pada kekuatan pasar dan swasta. Di negara-negara ini, pemerintah harus mempertimbangkan berbagai kepentingan, mulai dari kebebasan individu hingga kepentingan bisnis. Akibatnya, respons terhadap pandemi sering kali lebih lambat dan terfragmentasi, seperti yang terlihat di Amerika Serikat, di mana kebijakan lockdown dan stimulus ekonomi diatur oleh pemerintah federal dan negara bagian. Kondisi ini menunjukkan bagaimana perbedaan dalam sistem ekonomi dapat mempengaruhi kecepatan dan koordinasi respons terhadap pandemi (World Economic Forum, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun