Dampak Investasi Asing Terhadap Sistem Ekonomi Negara Berkembang
Investasi asing, atau foreign direct investment (FDI), telah lama menjadi pilar utama dalam pengembangan ekonomi negara-negara berkembang. Pengaruhnya yang signifikan terhadap ekonomi domestik sering kali menjadi bahan perdebatan di kalangan akademisi, pembuat kebijakan, dan pelaku industri.
1. Pengertian dan Konteks Investasi Asing
Investasi asing merujuk pada aliran modal dari perusahaan atau individu di satu negara ke negara lain, dengan tujuan untuk memperoleh kepemilikan aset atau pengendalian atas usaha bisnis di negara tujuan. Dalam konteks negara berkembang, investasi asing sering kali dianggap sebagai kunci untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Menurut teori ekonomi klasik, investasi asing dapat mengisi kekurangan modal dan teknologi yang tidak tersedia di negara berkembang (Helpman, 2004).
2. Dampak Positif Investasi Asing
a. Peningkatan Kapasitas Ekonomi
Salah satu dampak positif utama dari investasi asing adalah peningkatan kapasitas ekonomi negara berkembang. Investasi ini sering kali datang dalam bentuk pembangunan infrastruktur, pabrik, dan fasilitas produksi yang meningkatkan kapasitas produksi nasional. Sebagai contoh, studi oleh Borensztein, De Gregorio, dan Lee (1998) menunjukkan bahwa FDI memiliki efek positif pada pertumbuhan ekonomi melalui transfer teknologi dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.
b. Penciptaan Lapangan Kerja
Investasi asing juga dapat menciptakan lapangan kerja baru di negara berkembang. Dengan adanya investasi baru, perusahaan asing seringkali memerlukan tenaga kerja lokal, yang mengarah pada peningkatan kesempatan kerja dan pengurangan tingkat pengangguran. Penelitian oleh Blomstrm dan Kokko (1998) menunjukkan bahwa negara-negara berkembang yang menerima FDI sering mengalami penurunan tingkat pengangguran secara signifikan.
c. Transfer Teknologi dan Pengetahuan
Investasi asing sering kali disertai dengan transfer teknologi dan pengetahuan. Perusahaan asing yang berinvestasi di negara berkembang biasanya membawa teknologi canggih dan praktik manajerial yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor-sektor lokal. Menurut teori endowment faktor, negara yang memiliki sumber daya manusia yang terampil dapat memanfaatkan teknologi baru untuk meningkatkan daya saingnya (Dunning, 1993).