Produktivitas tenaga kerja yang rendah ini menurunkan daya saing sektor-sektor penting di Indonesia. Dengan kondisi kesehatan yang tidak optimal, pekerja akan lebih sering absen dan tidak dapat memberikan performa maksimal di tempat kerja. Hal ini tidak hanya merugikan perusahaan tetapi juga merugikan perekonomian secara keseluruhan. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan yang buruk mengurangi produktivitas hingga 20-30% di negara-negara berkembang (WHO, 2020).
Beban Ekonomi dari Pengeluaran Kesehatan
Di Indonesia, masalah kesehatan yang tidak terkelola dengan baik dapat meningkatkan beban ekonomi. Pengeluaran negara untuk layanan kesehatan terus meningkat setiap tahun. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan telah menjadi salah satu upaya terbesar pemerintah Indonesia dalam memberikan layanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat. Namun, biaya yang terus meningkat untuk pengobatan penyakit kronis dan perawatan jangka panjang mengancam kestabilan finansial program ini.
Sebagai contoh, laporan dari BPJS Kesehatan pada 2021 menunjukkan bahwa pengeluaran terbesar dalam layanan kesehatan di Indonesia dialokasikan untuk penyakit tidak menular seperti jantung, diabetes, dan stroke. Pengobatan penyakit-penyakit ini sangat mahal dan memerlukan perawatan jangka panjang, sehingga beban ekonomi negara menjadi semakin berat. Jika sistem kesehatan tidak diperkuat dengan pencegahan yang lebih baik, maka pengeluaran negara akan terus meningkat, mengancam pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Negara-negara maju seperti Swedia dan Norwegia, di sisi lain, lebih fokus pada pencegahan daripada pengobatan. Sistem kesehatan mereka berorientasi pada program kesehatan publik yang kuat, yang melibatkan pencegahan melalui gaya hidup sehat, akses yang mudah ke perawatan primer, dan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Dengan demikian, meskipun mereka memiliki sistem kesehatan yang sangat maju dan canggih, pengeluaran untuk perawatan kesehatan tetap terkendali karena fokus mereka pada pencegahan penyakit.
Pengaruh Krisis Kesehatan Global: Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 memberikan pelajaran besar mengenai betapa pentingnya sistem kesehatan dalam menopang sistem ekonomi negara. Di Indonesia, dampak pandemi terhadap ekonomi sangat terasa di berbagai sektor, mulai dari industri hingga pariwisata. Pandemi juga memengaruhi kondisi sosial-ekonomi masyarakat, terutama kelompok rentan yang kehilangan pendapatan dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.
Saat krisis kesehatan global terjadi, seperti pandemi, ketergantungan negara pada sektor kesehatan menjadi sangat jelas. Ketika sektor kesehatan terguncang, ekonomi negara pun ikut terhantam. Di Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan untuk memulihkan kondisi kesehatan masyarakat dan ekonomi melalui program vaksinasi massal dan berbagai kebijakan stimulus ekonomi. Namun, ketidakmampuan sistem kesehatan untuk merespons pandemi secara cepat menyebabkan terjadinya krisis ekonomi yang meluas.
Dampak serupa juga terlihat di negara-negara lain, tetapi beberapa negara seperti Selandia Baru dan Korea Selatan berhasil mengatasi pandemi dengan lebih baik karena sistem kesehatan mereka yang kuat dan tangguh. Negara-negara ini telah membuktikan bahwa investasi dalam kesehatan masyarakat tidak hanya melindungi nyawa tetapi juga memastikan kelangsungan sistem ekonomi.
Tantangan Kesehatan di Indonesia
Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan, Indonesia masih menghadapi tantangan kesehatan yang signifikan. Infrastruktur kesehatan di daerah terpencil masih minim, sementara ketimpangan dalam akses terhadap layanan kesehatan antara perkotaan dan pedesaan masih tinggi. Banyak warga di pedesaan yang harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan perawatan kesehatan dasar, dan hal ini berdampak pada tingkat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.