Pemerintah juga harus mendorong kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam memperkuat sistem kesehatan. Investasi dalam infrastruktur kesehatan, penelitian dan pengembangan obat-obatan, serta digitalisasi layanan kesehatan dapat menjadi solusi jangka panjang yang tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Faktor kesehatan memiliki dampak langsung terhadap sistem ekonomi suatu negara. Negara dengan populasi yang sehat cenderung memiliki tenaga kerja yang produktif, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan daya saing yang tinggi di pasar global. Sebaliknya, negara yang gagal dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya akan terus menghadapi kendala dalam pembangunan ekonomi.
Indonesia, dengan segala tantangannya, perlu memperkuat sistem kesehatan nasional sebagai bagian dari upaya untuk membangun ekonomi yang lebih tangguh dan inklusif. Dengan mengatasi kesenjangan dalam akses layanan kesehatan, meningkatkan investasi dalam sektor kesehatan, serta mendorong inovasi teknologi dalam pelayanan kesehatan, Indonesia dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dan sejahtera.
Kasus Indonesia
Kesehatan bukan hanya masalah pribadi, melainkan juga komponen krusial yang membentuk dan memengaruhi sistem ekonomi negara. Kesehatan masyarakat memiliki dampak langsung terhadap produktivitas tenaga kerja, pengeluaran pemerintah, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi tantangan besar yang berdampak luas pada berbagai sektor ekonomi. Jika kesehatan masyarakat tidak diatasi dengan serius, potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai negara berkembang dengan populasi besar tidak akan terwujud secara maksimal.
Kesehatan Sebagai Modal Utama dalam Sistem Ekonomi
Dalam teori modal manusia yang diperkenalkan oleh Gary Becker, kesehatan dilihat sebagai bentuk investasi penting dalam modal manusia, yaitu sumber daya manusia yang produktif (Becker, 1964). Modal manusia yang baik berarti masyarakat yang sehat, produktif, dan mampu berkontribusi penuh terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Ketika faktor kesehatan terjaga dengan baik, masyarakat dapat bekerja lebih efektif, sehingga meningkatkan produktivitas kerja yang berdampak pada pendapatan negara melalui pajak dan konsumsi domestik.
Sebagai perbandingan, negara-negara dengan tingkat kesehatan yang tinggi, seperti Jepang dan Jerman, memiliki tenaga kerja yang kuat dan produktif, yang merupakan salah satu alasan utama di balik keberhasilan ekonomi mereka. Kesehatan yang baik menciptakan kondisi sosial-ekonomi yang stabil, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, sering menghadapi tantangan kesehatan yang membebani ekonomi. Penyakit menular, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, serta gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor penghambat produktivitas nasional. Misalnya, tingginya prevalensi penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi di Indonesia memengaruhi jumlah hari kerja yang hilang karena sakit dan meningkatnya biaya pengobatan, yang pada akhirnya menurunkan daya saing ekonomi nasional.
Dampak Faktor Kesehatan Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja
Kesehatan yang buruk memengaruhi produktivitas tenaga kerja secara signifikan. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 60% tenaga kerja di Indonesia masih bekerja di sektor informal, yang seringkali tidak dilengkapi dengan akses layanan kesehatan yang memadai. Buruh di sektor pertanian, konstruksi, dan sektor lainnya sering kali harus menghadapi kondisi kerja yang berisiko terhadap kesehatan fisik, seperti kecelakaan kerja dan paparan bahan berbahaya.