Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (115): Ketimpangan Sosial jadi Penghambat

7 September 2024   17:51 Diperbarui: 7 September 2024   17:52 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meningkatkan kondisi kerja dan upah yang adil juga penting untuk mengurangi ketimpangan sosial. Reformasi ketenagakerjaan yang mendukung hak-hak pekerja dan menciptakan lapangan kerja yang layak dapat membantu memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi (ILO, 2020).

4. Promosi Kewirausahaan dan Inovasi:

Mendorong kewirausahaan dan inovasi dapat membantu menciptakan peluang baru dan mengurangi ketimpangan sosial. Dukungan bagi usaha kecil dan menengah, serta program pelatihan keterampilan, dapat memberikan peluang bagi individu dari berbagai latar belakang untuk berpartisipasi dalam ekonomi (World Economic Forum, 2018).

Ketimpangan sosial merupakan penghalang utama dalam pembentukan sistem ekonomi yang inklusif di Indonesia. Dengan memahami dampak ketimpangan terhadap akses, konsumsi, dan stabilitas sosial, serta mengimplementasikan kebijakan dan reformasi yang tepat, kita dapat mengatasi tantangan ini dan membangun sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan. Upaya untuk mengurangi ketimpangan sosial bukan hanya penting untuk keadilan sosial, tetapi juga krusial untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun