3. Ekonomi Campuran:
Ekonomi campuran berusaha menggabungkan elemen dari kapitalisme dan sosialisme, dengan tujuan menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial (Keynes, 1936). Dalam sistem ini, pemerintah berperan dalam mengatur pasar dan menyediakan layanan publik untuk mengurangi ketimpangan sosial. Meski demikian, pencapaian keseimbangan ini sering kali rumit, karena terdapat ketegangan antara kebutuhan untuk mempertahankan efisiensi ekonomi dan upaya untuk mengurangi ketimpangan (Stiglitz, 2012).
Ketimpangan Sosial dan Tantangan dalam Pembentukan Sistem Ekonomi Inklusif
Ketimpangan sosial dapat menghambat pembentukan sistem ekonomi inklusif dengan berbagai cara:
1. Akses Terbatas ke Sumber Daya dan Peluang:
Ketimpangan sosial sering kali menyebabkan akses terbatas ke sumber daya penting seperti pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan. Individu dari kelompok yang kurang beruntung mungkin tidak memiliki akses yang sama ke pendidikan berkualitas atau layanan kesehatan yang memadai. Hal ini dapat menghambat mobilitas sosial dan mengurangi kesempatan mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam ekonomi (OECD, 2021). Dengan kata lain, ketimpangan sosial dapat menciptakan "perangkap kemiskinan" yang membuat sulit bagi individu untuk memperbaiki posisi ekonomi mereka.
2. Kesenjangan Pendapatan dan Konsumsi:
Ketimpangan pendapatan yang tinggi dapat menyebabkan kesenjangan dalam konsumsi dan daya beli. Ketika sebagian besar pendapatan terakumulasi di tangan segelintir orang, permintaan untuk barang dan jasa dari sebagian besar masyarakat mungkin menurun (Davis, 2016). Ini dapat menghambat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang bergantung pada konsumsi domestik, dan mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
3. Konflik Sosial dan Ketidakstabilan Politik:
Ketimpangan sosial dapat memperburuk ketidakstabilan sosial dan politik. Ketika perbedaan dalam akses dan kekayaan sangat mencolok, dapat timbul rasa ketidakadilan dan ketidakpuasan di kalangan masyarakat. Hal ini bisa mengarah pada konflik sosial, kerusuhan, atau bahkan perubahan politik yang tidak stabil, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi stabilitas dan efektivitas sistem ekonomi (Putnam, 2000).
4. Hambatan untuk Inovasi dan Pertumbuhan: