Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sistem Ekonomi Indonesia (102) : Pengaruh Ideologi Politik.

5 September 2024   08:42 Diperbarui: 5 September 2024   10:48 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh Ideologi Politik dalam Pembentukan Sistem Ekonomi: Studi Kasus Amerika Serikat vs. Venezuela

Ideologi politik memainkan peran krusial dalam pembentukan sistem ekonomi suatu negara. Pilihan ideologi tidak hanya menentukan arah kebijakan ekonomi, tetapi juga memengaruhi distribusi sumber daya, peran negara dalam perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, perbedaan tajam antara ideologi politik yang dianut Amerika Serikat dan Venezuela memberikan contoh kontras tentang bagaimana ideologi dapat membentuk kebijakan ekonomi yang berbeda, meskipun keduanya beroperasi dalam ekonomi pasar global.

Studi kasus Amerika Serikat dan Venezuela menawarkan wawasan yang mendalam tentang bagaimana kapitalisme pasar bebas di Amerika Serikat dan sosialisme di Venezuela, yang diwarnai dengan pendekatan populis, mempengaruhi pembangunan ekonomi, stabilitas politik, dan kesejahteraan rakyat. Kedua negara ini mewakili spektrum yang berbeda dari sudut pandang ideologi ekonomi: Amerika Serikat dengan kapitalisme liberalnya yang cenderung menekankan kebebasan individu dan pasar terbuka, sementara Venezuela dengan sosialisme Chavismo-nya yang menekankan peran negara dalam mengendalikan ekonomi demi pemerataan sosial.

Ideologi Kapitalisme di Amerika Serikat: Kekuatan Pasar dan Kebebasan Ekonomi

Amerika Serikat dikenal sebagai lambang kapitalisme pasar bebas. Ideologi ini memiliki akar yang kuat dalam prinsip liberalisme klasik yang dipelopori oleh pemikir seperti Adam Smith dalam karyanya The Wealth of Nations (1776), yang mengusulkan bahwa "tangan tak terlihat" dari pasar dapat mengatur produksi dan distribusi barang dengan lebih efisien daripada campur tangan pemerintah. Ideologi ini menekankan kebebasan individu, kepemilikan pribadi, dan kebebasan berusaha sebagai fondasi ekonomi yang kokoh.

Kebijakan ekonomi Amerika Serikat, khususnya dalam beberapa dekade terakhir, mencerminkan keyakinan bahwa pasar bebas dan minimnya intervensi negara adalah kunci bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam ekonomi kapitalis, peran negara dibatasi sebisa mungkin, hanya berfungsi sebagai pengatur yang menjaga aturan permainan tetap adil dan sebagai penjamin perlindungan hak kepemilikan pribadi.

Salah satu contoh kebijakan ekonomi yang berakar dari ideologi ini adalah kebijakan pemotongan pajak besar-besaran yang dilakukan di era Presiden Ronald Reagan pada 1980-an, yang dikenal dengan Reaganomics. Reagan menerapkan pendekatan ekonomi penawaran atau supply-side economics, yang berfokus pada pengurangan pajak bagi individu kaya dan perusahaan besar dengan harapan mereka akan menginvestasikan uang lebih banyak dalam perekonomian. Menurut teori ini, ketika sektor swasta berkembang melalui investasi, lapangan pekerjaan akan tercipta dan ekonomi secara keseluruhan akan tumbuh.

Namun, meskipun kapitalisme pasar bebas di Amerika Serikat berhasil menciptakan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan inovasi teknologi yang menakjubkan, ia juga menghadapi kritik karena menciptakan ketimpangan ekonomi yang signifikan. Menurut data dari Piketty (2013), ketimpangan pendapatan di Amerika Serikat meningkat tajam sejak era 1970-an, dengan persentase kekayaan nasional yang dimiliki oleh 1% orang terkaya di negara itu terus meningkat. Meski demikian, penganut ideologi pasar bebas berargumen bahwa kebebasan ekonomi adalah hak fundamental, dan pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari kapitalisme pada akhirnya akan memberi manfaat bagi seluruh masyarakat melalui efek trickle-down.

Sosialisme di Venezuela: Negara sebagai Pengendali Ekonomi

Berbeda dengan Amerika Serikat, Venezuela di bawah pemerintahan Hugo Chvez pada akhir 1990-an mengadopsi ideologi sosialisme yang kuat, terutama yang dikenal dengan Socialismo del Siglo XXI atau "Sosialisme Abad 21". Chvez, yang menjadi presiden pada tahun 1999, memperkenalkan serangkaian kebijakan populis dan sosialis yang menekankan peran besar negara dalam mengendalikan ekonomi. Ideologi ini mengacu pada prinsip keadilan sosial dan redistribusi kekayaan sebagai tujuan utama.

Salah satu kebijakan utama Chvez adalah nasionalisasi sektor-sektor ekonomi strategis, termasuk minyak, yang merupakan sumber utama pendapatan Venezuela. Melalui perusahaan minyak nasional, Petrleos de Venezuela (PDVSA), pemerintah mengambil kendali penuh atas produksi minyak dan menggunakan pendapatan dari sektor ini untuk membiayai berbagai program sosial, seperti perumahan murah, kesehatan gratis, dan pendidikan untuk masyarakat miskin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun