Pengangguran di negara-negara ASEAN adalah tantangan kompleks yang memerlukan pendekatan multidimensi. Dengan mengadopsi strategi yang tepat seperti diversifikasi ekonomi, peningkatan keterampilan dan reformasi kebijakan, negara-negara ASEAN dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat, ASEAN dapat mencapai pasar tenaga kerja yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Pengangguran Gen-Z dan Milenial di Negara-Negara ASEAN
Pengangguran di kalangan generasi Z dan milenial telah menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN. Generasi ini, yang berusia antara 15 hingga 40 tahun merupakan kelompok demografis terbesar yang memasuki pasar kerja dalam dekade terakhir. Meskipun mereka memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tingginya tingkat pengangguran dan ketidakstabilan kerja di antara generasi ini memerlukan perhatian serius dan kebijakan yang tepat.
Latar Belakang Pengangguran di Kalangan Gen-Z dan Milenial
Negara-negara ASEAN memiliki dinamika pengangguran yang unik di antara generasi muda. Dalam beberapa tahun terakhir tingkat pengangguran di kalangan pemuda di kawasan ini mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO), tingkat pengangguran di kalangan pemuda di negara-negara ASEAN berkisar antara 8% hingga 15% pada tahun 2023, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran keseluruhan yang berkisar sekitar 4% hingga 6% (ILO, 2023).
Faktor-faktor penyebab tingginya pengangguran di kalangan Gen-Z dan milenial di ASEAN meliputi:
1. Ketidaksesuaian Keterampilan
Salah satu penyebab utama pengangguran di kalangan pemuda adalah ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki dengan kebutuhan industri. Sistem pendidikan di banyak negara ASEAN belum sepenuhnya selaras dengan tuntutan pasar kerja yang cepat berubah terutama dalam hal keterampilan digital dan teknologi (Asian Development Bank, 2023). Akibatnya banyak lulusan yang tidak siap untuk menghadapi persaingan di pasar kerja modern.
2. Dampak Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak besar terhadap pasar kerja global, termasuk di ASEAN. Banyak perusahaan terpaksa mengurangi tenaga kerja atau menunda perekrutan baru yang secara langsung mempengaruhi kesempatan kerja bagi Gen-Z dan milenial. Industri yang banyak mempekerjakan pemuda seperti pariwisata, perhotelan dan ritel mengalami penurunan tajam selama pandemi (World Bank, 2023).
3. Perubahan Struktur Ekonomi