Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

RAPBN yang Pro-Rakyat dan Penuh Manfaat

6 Juli 2024   08:13 Diperbarui: 6 Juli 2024   20:48 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang pro rakyat dan penuh manfaat merupakan salah satu upaya fundamental dalam mengoptimalkan pembangunan ekonomi suatu negara. Kebijakan fiskal yang disusun dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat luas dapat menciptakan dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi. Dalam perspektif ilmu ekonomi, APBN yang pro rakyat harus mencerminkan prinsip efisiensi, keadilan, dan keberlanjutan.

Prinsip Efisiensi dalam Penyusunan APBN

Efisiensi dalam alokasi anggaran merupakan kunci untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang dibelanjakan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Salah satu cara untuk mencapai efisiensi adalah dengan melakukan analisis cost-benefit pada setiap program dan proyek pemerintah. Program-program yang memiliki rasio manfaat terhadap biaya yang tinggi harus diprioritaskan. Sebagai contoh, investasi dalam pendidikan dan kesehatan seringkali memberikan return on investment yang tinggi dalam jangka panjang karena meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Bappenas, 2022).

Efisiensi merupakan salah satu prinsip utama dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang bertujuan untuk memaksimalkan manfaat dari setiap sumber daya yang digunakan. Dalam konteks ekonomi, efisiensi tidak hanya mencakup pemanfaatan anggaran secara optimal, tetapi juga distribusi alokasi yang tepat sasaran sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Optimalisasi Alokasi Sumber Daya

Salah satu aspek penting dari efisiensi dalam penyusunan APBN adalah optimalisasi alokasi sumber daya. Optimalisasi ini mencakup identifikasi prioritas yang paling mendesak dan memiliki dampak luas bagi masyarakat. Sebagai contoh, alokasi anggaran untuk sektor pendidikan dan kesehatan sering dianggap sebagai investasi jangka panjang yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitas (Bappenas, 2023). Menurut data Kementerian Keuangan, anggaran pendidikan di Indonesia mencapai 20% dari total APBN, menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Evaluasi Kinerja Program dan Proyek

Efisiensi juga dapat dicapai melalui evaluasi kinerja program dan proyek pemerintah secara berkala. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dan mengidentifikasi hambatan yang ada. Dengan demikian, program yang kurang efektif dapat diperbaiki atau dihentikan, sementara program yang berhasil dapat diperluas (Kementerian Keuangan, 2022). Contohnya, program bantuan sosial yang tepat sasaran dapat mengurangi angka kemiskinan lebih efektif dibandingkan program yang kurang terarah.

Penggunaan Teknologi dalam Pengelolaan Anggaran

Penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan anggaran juga merupakan langkah penting dalam meningkatkan efisiensi. Sistem informasi yang terintegrasi dapat membantu pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi anggaran secara lebih akurat dan transparan. Teknologi ini memungkinkan pemantauan real-time terhadap pengeluaran dan pendapatan negara, sehingga mengurangi potensi penyimpangan dan kebocoran anggaran (OECD, 2020). Selain itu, teknologi juga mempermudah pelaporan dan akuntabilitas anggaran kepada publik.

Penghematan dan Pengelolaan Utang

Efisiensi dalam penyusunan APBN juga mencakup penghematan dalam pengeluaran yang tidak produktif dan pengelolaan utang yang bijaksana. Pemerintah harus dapat memprioritaskan pengeluaran yang memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penghematan ini dapat dilakukan dengan mengurangi biaya administrasi yang berlebihan dan mengefisienkan proses birokrasi. Di sisi lain, pengelolaan utang yang bijaksana diperlukan untuk menjaga stabilitas fiskal dan menghindari beban utang yang berlebihan di masa depan (IMF, 2021).

Partisipasi Publik dan Transparansi

Partisipasi publik dalam proses penyusunan APBN juga merupakan elemen penting untuk memastikan efisiensi. Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan dan penilaian anggaran dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah. Dengan melibatkan masyarakat, pemerintah dapat lebih memahami kebutuhan dan prioritas yang ada di lapangan, sehingga alokasi anggaran dapat lebih tepat sasaran (Transparency International, 2019).

Prinsip efisiensi dalam penyusunan APBN adalah kunci untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Optimalisasi alokasi sumber daya, evaluasi kinerja program, penggunaan teknologi, penghematan pengeluaran, pengelolaan utang yang bijaksana, serta partisipasi publik dan transparansi adalah langkah-langkah penting yang harus diambil oleh pemerintah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, APBN dapat menjadi instrumen yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Keadilan dalam Distribusi Anggaran

Aspek keadilan dalam penyusunan APBN sangat penting untuk memastikan bahwa manfaat pembangunan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama kelompok yang paling rentan. Pemerintah harus memastikan bahwa alokasi anggaran untuk sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial mendapat porsi yang memadai. Data menunjukkan bahwa peningkatan belanja sosial dapat mengurangi ketimpangan dan kemiskinan (World Bank, 2021). Program-program bantuan langsung tunai dan subsidi yang tepat sasaran adalah contoh nyata dari kebijakan fiskal yang pro rakyat.

Keadilan dalam distribusi anggaran merupakan prinsip fundamental dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Prinsip ini menekankan pentingnya alokasi sumber daya yang merata dan proporsional guna memastikan bahwa semua lapisan masyarakat, terutama yang paling rentan, mendapatkan manfaat yang adil dari anggaran negara. Dalam perspektif ilmu ekonomi, distribusi anggaran yang adil tidak hanya meningkatkan kesejahteraan sosial, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Keadilan dalam distribusi anggaran berarti bahwa alokasi dana harus mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi sosial-ekonomi setiap wilayah dan kelompok masyarakat. Pemerintah perlu mengidentifikasi daerah-daerah yang tertinggal dan kelompok-kelompok yang rentan untuk memastikan bahwa mereka menerima bagian anggaran yang memadai. Misalnya, alokasi anggaran yang lebih besar untuk daerah-daerah terpencil dapat membantu mengurangi kesenjangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan (Kementerian Keuangan, 2023).

Peran Anggaran Sosial

Anggaran sosial memainkan peran penting dalam mencapai keadilan distribusi. Alokasi dana untuk sektor-sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial harus diutamakan untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang sama terhadap layanan dasar. Data menunjukkan bahwa peningkatan belanja sosial dapat mengurangi ketimpangan dan meningkatkan mobilitas sosial (World Bank, 2021). Program-program seperti bantuan langsung tunai (BLT) dan subsidi yang tepat sasaran dapat membantu meningkatkan kesejahteraan kelompok miskin dan rentan.

Evaluasi Kebutuhan dan Prioritas

Untuk mencapai distribusi anggaran yang adil, pemerintah harus melakukan evaluasi kebutuhan dan prioritas secara berkala. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk analisis data sosial-ekonomi, survei masyarakat, dan konsultasi publik. Hasil evaluasi ini akan memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan nyata di lapangan, sehingga anggaran dapat dialokasikan dengan lebih tepat (Bappenas, 2022).

Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran merupakan faktor kunci dalam memastikan distribusi yang adil. Pemerintah harus membuka akses informasi terkait alokasi dan penggunaan anggaran kepada publik. Dengan demikian, masyarakat dapat turut mengawasi dan memberikan masukan yang konstruktif. Penggunaan teknologi informasi, seperti sistem e-budgeting dan portal anggaran, dapat membantu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas (OECD, 2020).

Dampak Distribusi Anggaran yang Adil

Distribusi anggaran yang adil tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan sosial, tetapi juga memiliki implikasi ekonomi yang signifikan. Ketika kelompok masyarakat yang paling rentan mendapatkan akses yang lebih baik ke pendidikan dan kesehatan, produktivitas mereka meningkat, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, keadilan dalam distribusi anggaran juga dapat mengurangi ketegangan sosial dan memperkuat kohesi sosial, yang merupakan prasyarat penting bagi stabilitas politik dan ekonomi (IMF, 2022).

Keadilan dalam distribusi anggaran adalah prinsip yang harus dipegang teguh dalam penyusunan APBN. Pemerintah perlu memastikan bahwa alokasi dana dilakukan secara proporsional berdasarkan kebutuhan dan kondisi sosial-ekonomi setiap wilayah dan kelompok masyarakat. Dengan meningkatkan anggaran sosial, melakukan evaluasi kebutuhan yang komprehensif, dan menerapkan transparansi serta akuntabilitas, distribusi anggaran yang adil dapat tercapai. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan sosial, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Keberlanjutan dalam Pembiayaan Pembangunan

Penyusunan APBN yang penuh manfaat juga harus memperhatikan aspek keberlanjutan. Pembiayaan pembangunan yang bersifat jangka panjang harus direncanakan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan beban utang yang berlebihan bagi generasi mendatang. Peningkatan pendapatan negara melalui optimalisasi penerimaan pajak dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan merupakan strategi yang harus dikedepankan (IMF, 2022). Reformasi perpajakan yang adil dan efisien dapat meningkatkan basis pajak dan mengurangi defisit anggaran tanpa membebani masyarakat kecil.

Keberlanjutan dalam pembiayaan pembangunan merupakan aspek kritis dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang bertujuan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Prinsip ini menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya yang bijaksana dan bertanggung jawab, sehingga pembangunan dapat terus berlangsung tanpa menimbulkan beban yang berlebihan bagi generasi mendatang. Dalam perspektif ilmu ekonomi, keberlanjutan mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan yang harus diperhatikan secara seimbang.

Prinsip Keberlanjutan dalam Pembiayaan Pembangunan

Prinsip keberlanjutan dalam pembiayaan pembangunan menuntut pemerintah untuk mengadopsi strategi fiskal yang hati-hati dan terencana. Ini termasuk menjaga keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran, serta memastikan bahwa utang publik dikelola dengan bijaksana. Menurut data dari Kementerian Keuangan, defisit anggaran Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan sebesar 4,5% dari PDB, yang menunjukkan perlunya langkah-langkah fiskal yang lebih ketat untuk menjaga keberlanjutan fiskal (Kementerian Keuangan, 2023).

Optimalisasi Pendapatan Negara

Optimalisasi pendapatan negara merupakan langkah penting untuk mencapai keberlanjutan dalam pembiayaan pembangunan. Pemerintah harus memperkuat basis penerimaan pajak melalui reformasi perpajakan yang adil dan efisien. Selain itu, pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dapat meningkatkan pendapatan negara tanpa merusak lingkungan. Sebagai contoh, penerapan pajak karbon dapat menjadi salah satu strategi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus meningkatkan pendapatan negara (OECD, 2021).

Efisiensi Pengeluaran

Efisiensi pengeluaran adalah kunci lain dalam mencapai keberlanjutan fiskal. Pemerintah perlu memastikan bahwa setiap pengeluaran memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Ini dapat dicapai melalui evaluasi kinerja program dan proyek pemerintah, serta pengurangan pemborosan dan korupsi. Menurut laporan Bappenas, pengeluaran yang efisien dapat menghemat anggaran hingga 10% tanpa mengurangi kualitas layanan publik (Bappenas, 2022).

Pengelolaan Utang yang Bijaksana

Pengelolaan utang yang bijaksana adalah aspek krusial dalam keberlanjutan pembiayaan pembangunan. Pemerintah harus memastikan bahwa utang digunakan untuk pembiayaan proyek-proyek produktif yang dapat meningkatkan kapasitas ekonomi di masa depan. Selain itu, struktur utang harus dikelola dengan hati-hati untuk menghindari risiko fiskal yang berlebihan. Menurut data IMF, rasio utang terhadap PDB yang ideal untuk negara berkembang adalah di bawah 60%, dan Indonesia perlu menjaga rasio ini agar tetap berada dalam batas yang aman (IMF, 2022).

Investasi dalam Pembangunan Berkelanjutan

Investasi dalam proyek-proyek berkelanjutan seperti energi terbarukan, infrastruktur hijau, dan pendidikan merupakan bagian integral dari strategi keberlanjutan dalam pembiayaan pembangunan. Investasi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi jangka panjang, tetapi juga membantu mengatasi tantangan lingkungan dan sosial. Sebagai contoh, investasi dalam energi terbarukan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak perubahan iklim (World Bank, 2021).

Keberlanjutan dalam pembiayaan pembangunan adalah prinsip esensial dalam penyusunan APBN yang bertujuan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Pemerintah harus mengadopsi strategi fiskal yang hati-hati, mengoptimalkan pendapatan negara, meningkatkan efisiensi pengeluaran, mengelola utang dengan bijaksana, dan berinvestasi dalam proyek-proyek berkelanjutan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, APBN dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh masyarakat.

Implementasi Kebijakan Fiskal yang Efektif

Efektivitas kebijakan fiskal dalam penyusunan APBN juga sangat bergantung pada kapasitas birokrasi dan transparansi anggaran. Pemerintah harus meningkatkan kapasitas aparatur negara dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi anggaran. Penggunaan teknologi informasi dalam sistem penganggaran dan pelaporan keuangan negara dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi (OECD, 2020). Partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan dan pengawasan APBN juga penting untuk memastikan bahwa kebijakan fiskal yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan rakyat.

Implementasi kebijakan fiskal yang efektif dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah kunci untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Kebijakan fiskal yang dirancang dengan baik dapat membantu pemerintah mengelola sumber daya secara efisien, mengurangi ketimpangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam konteks ilmu ekonomi, kebijakan fiskal mencakup berbagai instrumen seperti pajak, pengeluaran pemerintah, dan utang publik, yang harus diimplementasikan dengan cermat untuk mencapai hasil yang optimal.

Prinsip Efektivitas Kebijakan Fiskal

Efektivitas kebijakan fiskal ditentukan oleh sejauh mana kebijakan tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu prinsip utama dalam kebijakan fiskal yang efektif adalah alokasi sumber daya yang efisien. Pemerintah harus memastikan bahwa pengeluaran anggaran difokuskan pada sektor-sektor yang memiliki dampak terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh, investasi dalam infrastruktur dan pendidikan seringkali memberikan pengembalian yang tinggi dalam jangka panjang (Bappenas, 2022).

Perencanaan dan Penganggaran yang Tepat

Perencanaan yang matang dan penganggaran yang tepat adalah langkah awal yang penting dalam implementasi kebijakan fiskal. Pemerintah perlu melakukan analisis kebutuhan dan prioritas secara komprehensif untuk memastikan bahwa anggaran dialokasikan secara optimal. Penggunaan metode penganggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting) dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengeluaran pemerintah (Kementerian Keuangan, 2023). Dalam sistem ini, alokasi anggaran didasarkan pada capaian kinerja yang terukur, sehingga mendorong akuntabilitas dan transparansi.

Pengelolaan Pajak yang Efisien

Pendapatan dari pajak merupakan sumber utama pembiayaan APBN, sehingga pengelolaan pajak yang efisien sangat penting. Pemerintah harus memastikan bahwa sistem perpajakan yang diterapkan adil dan mampu meningkatkan basis pajak tanpa membebani masyarakat. Reformasi perpajakan yang mencakup peningkatan kepatuhan pajak, penyederhanaan prosedur pajak, dan penegakan hukum yang tegas dapat meningkatkan pendapatan negara (OECD, 2020). Data dari Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa peningkatan efisiensi administrasi pajak dapat meningkatkan penerimaan pajak hingga 15% (Kementerian Keuangan, 2022).

Pengendalian Utang Publik

Pengendalian utang publik merupakan aspek penting dalam menjaga stabilitas fiskal jangka panjang. Pemerintah harus memastikan bahwa utang digunakan untuk membiayai proyek-proyek produktif yang dapat meningkatkan kapasitas ekonomi di masa depan. Selain itu, struktur utang harus dikelola dengan hati-hati untuk menghindari risiko fiskal yang berlebihan. Menurut International Monetary Fund (IMF), rasio utang terhadap PDB yang ideal untuk negara berkembang adalah di bawah 60%, dan Indonesia perlu menjaga rasio ini agar tetap berada dalam batas yang aman (IMF, 2021).

Transparansi dan Akuntabilitas

Transparansi dan akuntabilitas adalah elemen kunci dalam implementasi kebijakan fiskal yang efektif. Pemerintah harus membuka akses informasi terkait alokasi dan penggunaan anggaran kepada publik. Dengan demikian, masyarakat dapat turut mengawasi dan memberikan masukan yang konstruktif. Penggunaan teknologi informasi, seperti sistem e-budgeting dan portal anggaran, dapat membantu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas (World Bank, 2020). Transparansi yang tinggi juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan anggaran negara.

Evaluasi dan Monitoring

Evaluasi dan monitoring yang berkelanjutan adalah langkah penting untuk memastikan bahwa kebijakan fiskal yang diimplementasikan berjalan sesuai rencana. Pemerintah perlu melakukan evaluasi kinerja program secara berkala dan mengambil tindakan korektif jika diperlukan. Penggunaan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators) dapat membantu dalam menilai efektivitas kebijakan dan memastikan bahwa tujuan pembangunan tercapai (Bappenas, 2023).

Implementasi kebijakan fiskal yang efektif dalam penyusunan APBN memerlukan perencanaan yang matang, pengelolaan pajak yang efisien, pengendalian utang yang bijaksana, serta transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, pemerintah dapat memastikan bahwa anggaran negara dikelola secara optimal untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Evaluasi dan monitoring yang berkelanjutan juga penting untuk memastikan bahwa kebijakan fiskal yang diambil memberikan hasil yang diharapkan.

Penyusunan APBN yang pro rakyat dan penuh manfaat memerlukan pendekatan yang komprehensif, mencakup prinsip efisiensi, keadilan, dan keberlanjutan. Pemerintah harus melakukan alokasi anggaran secara tepat sasaran dengan mempertimbangkan analisis cost-benefit, distribusi yang adil, dan pembiayaan yang berkelanjutan. Dengan meningkatkan kapasitas birokrasi dan transparansi anggaran, diharapkan kebijakan fiskal yang diambil dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan seluruh masyarakat.

Referensi

  • Bappenas. (2022). Analisis Efisiensi Penggunaan Anggaran. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
  • Bappenas. (2022). Evaluasi Efisiensi Pengeluaran Pemerintah. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
  • Bappenas. (2022). Evaluasi Kebutuhan dan Prioritas dalam APBN. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
  • Bappenas. (2022). Investasi dalam Infrastruktur dan Pendidikan. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
  • Bappenas. (2023). Evaluasi dan Monitoring Kinerja Program Pemerintah. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
  • Bappenas. (2023). Optimalisasi Alokasi Sumber Daya dalam APBN. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
  • IMF. (2021). Fiscal Monitor. Washington D.C.: International Monetary Fund.
  • IMF. (2021). Fiscal Policy and Long-term Sustainability. Washington D.C.: International Monetary Fund.
  • IMF. (2022). Fiscal Policy and Social Equity. Washington D.C.: International Monetary Fund.
  • IMF. (2022). Fiscal Sustainability in Developing Economies. Washington D.C.: International Monetary Fund.
  • Kementerian Keuangan. (2022). Evaluasi Kinerja Program Pemerintah. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
  • Kementerian Keuangan. (2023). Laporan Anggaran 2023. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
  • Kementerian Keuangan. (2023). Penganggaran Berbasis Kinerja. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
  • Kementerian Keuangan. (2023). Prinsip Keadilan dalam Penyusunan APBN. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
  • OECD. (2020). Budget Transparency and Accountability. Paris: Organisation for Economic Co-operation and Development.
  • OECD. (2020). Tax Administration 2020. Paris: Organisation for Economic Co-operation and Development.
  • OECD. (2021). Carbon Pricing in Developing Countries. Paris: Organisation for Economic Co-operation and Development.
  • Transparency International. (2019). Public Participation in Budgeting. Berlin: Transparency International.
  • World Bank. (2020). Budget Transparency and Accountability. Washington D.C.: The World Bank Group.
  • World Bank. (2021). Social Spending in Developing Countries. Washington D.C.: The World Bank Group.
  • World Bank. (2021). Sustainable Development Investment Framework. Washington D.C.: The World Bank Group.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun