Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money

Monetisasi Dekarbonisasi (18): Peluang Indonesia dari Ketergantungan SDS

25 Juni 2024   08:05 Diperbarui: 25 Juni 2024   08:26 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

4. Ketidakberlanjutan Jangka Panjang

Cadangan Terbatas

  • Sumber Daya Terbatas: Bahan bakar fosil adalah sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Ketergantungan pada sumber energi ini tidak berkelanjutan karena cadangan yang terbatas akan habis seiring waktu.
  • Tekanan untuk Beralih: Dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim dan kebijakan internasional untuk mengurangi emisi GRK, tekanan untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih semakin meningkat.

Peluang yang Hilang

  • Inovasi dan Teknologi: Ketergantungan pada bahan bakar fosil menghambat inovasi dalam teknologi energi bersih dan terbarukan. Beralih ke energi bersih membuka peluang baru untuk inovasi teknologi dan penciptaan lapangan kerja.
  • Ekonomi Hijau: Transisi ke ekonomi hijau, yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan, dapat memberikan manfaat jangka panjang yang lebih besar dibandingkan dengan ekonomi berbasis bahan bakar fosil.

Ketergantungan pada sumber daya fosil membawa banyak dampak negatif, termasuk kerusakan lingkungan, ketidakstabilan ekonomi, masalah kesehatan masyarakat, ketidakadilan sosial, dan ketidakberlanjutan jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi negara-negara seperti Indonesia untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan. Transisi ini tidak hanya akan membantu mengurangi emisi karbon dan dampak negatif lainnya, tetapi juga membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inovasi teknologi.

Peluang Monetisasi dari Dekarbonisasi karena Ketergantungan Pada Sumber Daya Fosil

Ketergantungan pada sumber daya fosil telah menjadi tantangan global, termasuk bagi Indonesia. Namun, transisi dari bahan bakar fosil ke energi bersih menawarkan berbagai peluang untuk monetisasi yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Berikut adalah beberapa peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dalam rangka monetisasi dekarbonisasi karena ketergantungan pada sumber daya fosil.

1. Pengembangan Energi Terbarukan

Investasi dalam Infrastruktur Energi Terbarukan

  • Pembangkit Listrik Tenaga Surya: Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan energi surya karena letaknya di wilayah tropis. Investasi dalam pembangkit listrik tenaga surya dapat mengurangi ketergantungan pada batu bara dan minyak bumi.
  • Energi Angin: Daerah pesisir Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan ladang angin. Investasi dalam turbin angin dapat menghasilkan energi bersih dan mengurangi emisi karbon.

Manfaat Ekonomi

  • Pengurangan Biaya Energi: Energi terbarukan seperti surya dan angin memiliki biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Ini dapat mengurangi biaya energi secara keseluruhan bagi industri dan rumah tangga.
  • Penciptaan Lapangan Kerja: Industri energi terbarukan dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam bidang manufaktur, konstruksi, dan operasi.

2. Efisiensi Energi dan Pengurangan Emisi

Peningkatan Efisiensi Energi

  • Teknologi Hemat Energi: Mengadopsi teknologi hemat energi dalam industri dan rumah tangga dapat mengurangi konsumsi energi dan emisi. Contohnya termasuk penggunaan lampu LED, peralatan hemat energi, dan sistem manajemen energi yang cerdas.
  • Bangunan Hijau: Investasi dalam bangunan hijau yang dirancang untuk efisiensi energi dapat mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan nilai properti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun