Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

UMKM dan Infrastruktur, Mengubah Tantangan Jadi Peluang

22 Juni 2024   21:33 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:34 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

4. Infrastruktur Pendidikan dan Pelatihan yang Terbatas

A. Ketersediaan Lembaga Pelatihan

  • Kurangnya Lembaga Pelatihan: Banyak daerah yang tidak memiliki lembaga pelatihan yang memadai untuk mendukung pengembangan keterampilan UMKM. Ini menghambat peningkatan kualitas tenaga kerja dan inovasi produk.
  • Biaya Pelatihan yang Tinggi: Biaya untuk mengikuti program pelatihan dan pendidikan sering kali menjadi kendala bagi UMKM, terutama bagi yang memiliki keterbatasan finansial.

B. Akses ke Program Pelatihan yang Relevan

  • Keterbatasan Akses Informasi: Banyak UMKM yang tidak memiliki akses ke informasi tentang program pelatihan yang tersedia dan relevan dengan kebutuhan mereka.
  • Konten Pelatihan yang Tidak Sesuai: Program pelatihan yang tersedia sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan spesifik UMKM, sehingga kurang efektif dalam meningkatkan keterampilan dan kapasitas mereka.

5. Infrastruktur Pendukung Bisnis yang Kurang

A. Fasilitas Pendukung Bisnis

  • Kurangnya Akses ke Fasilitas Bisnis: Banyak UMKM tidak memiliki akses ke fasilitas pendukung bisnis seperti ruang kerja bersama (coworking space), inkubator bisnis, dan pusat inovasi. Fasilitas ini penting untuk mendukung kolaborasi dan inovasi.
  • Minimnya Layanan Konsultasi Bisnis: Layanan konsultasi bisnis yang dapat membantu UMKM dalam perencanaan, manajemen, dan strategi bisnis masih sangat terbatas.

B. Infrastruktur Keuangan

  • Akses Terbatas ke Lembaga Keuangan: Banyak UMKM yang kesulitan mengakses layanan keuangan formal, seperti perbankan dan kredit, karena keterbatasan infrastruktur keuangan di daerah mereka.
  • Kurangnya Fasilitas Pembiayaan Alternatif: Fasilitas pembiayaan alternatif seperti modal ventura, crowdfunding, dan pinjaman peer-to-peer masih belum banyak tersedia dan dikenal oleh UMKM.

Tantangan infrastruktur yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia sangat beragam dan kompleks. Mulai dari keterbatasan infrastruktur fisik, digital, logistik, pendidikan, hingga pendukung bisnis, semua berkontribusi terhadap hambatan yang mengurangi produktivitas dan daya saing UMKM. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk meningkatkan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan UMKM. Dengan perbaikan infrastruktur yang tepat, UMKM dapat lebih berdaya dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Akar Masalah dari Tantangan atau Kendala UMKM di Bidang Infrastruktur

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia sering kali menghadapi berbagai tantangan dalam hal infrastruktur yang dapat menghambat pertumbuhan dan keberlanjutan usaha mereka. Memahami akar masalah dari kendala ini sangat penting untuk merumuskan solusi yang efektif.

1. Keterbatasan Investasi dan Pendanaan

A. Pendanaan Pemerintah yang Terbatas

  • Anggaran Terbatas: Anggaran pemerintah yang terbatas untuk pengembangan infrastruktur, terutama di daerah-daerah terpencil, menyebabkan kurangnya pembangunan dan perawatan infrastruktur yang memadai.
  • Prioritas Pembangunan yang Tidak Merata: Pemerintah sering kali lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur di daerah perkotaan dibandingkan dengan pedesaan, sehingga banyak daerah yang kurang mendapatkan perhatian dalam pengembangan infrastruktur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun