Distribusi beras dari petani ke konsumen melibatkan berbagai pelaku, termasuk pedagang pengumpul, penggilingan, distributor, dan pengecer. Rantai distribusi yang panjang dan inefisien sering kali menyebabkan fluktuasi harga dan disparitas harga antar daerah.
4. Pemasaran
Pemasaran beras di Indonesia sebagian besar masih dilakukan melalui pasar tradisional, meskipun modernisasi dan digitalisasi perlahan mulai merambah sektor ini. E-commerce dan platform digital lainnya memberikan peluang baru untuk efisiensi dan transparansi dalam pemasaran beras.
Tantangan dalam Tata Niaga Beras
1. Fluktuasi Harga
Harga beras cenderung fluktuatif akibat berbagai faktor seperti produksi yang tidak stabil, gangguan distribusi, dan spekulasi pasar. Fluktuasi ini berdampak negatif baik bagi petani maupun konsumen, menimbulkan ketidakpastian pendapatan bagi petani dan beban ekonomi bagi konsumen.
2. Infrastruktur yang Tidak Memadai
Keterbatasan infrastruktur, seperti jalan yang buruk dan kurangnya fasilitas penyimpanan yang memadai, menghambat distribusi efisien beras dari sentra produksi ke pasar. Hal ini menyebabkan disparitas harga yang signifikan antar daerah.
3. Keterlibatan Banyak Perantara
Rantai pasokan beras melibatkan banyak perantara yang meningkatkan biaya transaksi dan mengurangi efisiensi pasar. Banyaknya perantara juga dapat menyebabkan manipulasi harga dan praktik tidak etis lainnya.
4. Regulasi yang Kompleks