Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial

Baik-Buruk Defisit APBN

7 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 7 Juni 2024   11:00 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Sedih Defisit APBN: Dampak Negatif dan Pelajaran Penting

Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah kondisi di mana pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan negara dalam satu tahun anggaran. Meskipun defisit APBN dapat digunakan sebagai alat untuk merangsang perekonomian, ada banyak contoh di mana pengelolaan defisit yang buruk telah menyebabkan krisis ekonomi yang mendalam dan berlarut-larut.

Definisi dan Konsep Defisit APBN

Defisit APBN terjadi ketika pengeluaran pemerintah lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun anggaran. Defisit ini biasanya ditutupi dengan meminjam dana, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jika dikelola dengan baik, defisit dapat membantu mendanai investasi yang penting. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, defisit dapat menyebabkan beban utang yang tidak berkelanjutan dan krisis ekonomi.

Kisah-Kisah Sedih dari Defisit APBN

  1. Argentina: Krisis Ekonomi 2001

Argentina adalah salah satu contoh paling terkenal dari dampak buruk defisit APBN yang tidak terkendali. Pada akhir 1990-an, Argentina mengalami defisit anggaran yang besar akibat pengeluaran pemerintah yang tinggi dan pendapatan yang stagnan. Pemerintah Argentina terus-menerus meminjam untuk menutupi defisit ini, sehingga utang negara membengkak. Pada tahun 2001, krisis utang mencapai puncaknya ketika Argentina gagal membayar utangnya (default). Krisis ini menyebabkan kehancuran ekonomi, dengan tingkat pengangguran yang tinggi, kemiskinan yang meluas, dan kerusuhan sosial.

  1. Yunani: Krisis Utang Zona Euro

Yunani mengalami krisis utang yang parah pada awal 2010-an. Selama bertahun-tahun, pemerintah Yunani mengeluarkan anggaran yang jauh lebih besar daripada pendapatan negara, mengakibatkan defisit anggaran yang kronis. Utang negara terus meningkat hingga mencapai tingkat yang tidak berkelanjutan. Pada tahun 2010, Yunani mengajukan permohonan bantuan internasional dan harus menerima paket bailout dari Uni Eropa dan IMF. Namun, sebagai syarat bailout, Yunani harus menerapkan langkah-langkah penghematan yang ketat, yang menyebabkan kontraksi ekonomi yang parah, pengangguran massal, dan peningkatan kemiskinan. Krisis ini tidak hanya mempengaruhi Yunani tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi zona Euro secara keseluruhan.

  1. Zimbabwe: Hyperinflation dan Krisis Ekonomi

Pada akhir 2000-an, Zimbabwe mengalami salah satu episode hiperinflasi terburuk dalam sejarah modern, yang sebagian besar disebabkan oleh defisit anggaran yang tidak terkendali. Pemerintah Zimbabwe mencetak uang untuk menutupi defisit anggaran yang besar, yang menyebabkan inflasi melonjak hingga tingkat yang tidak terkendali. Mata uang Zimbabwe kehilangan nilainya secara drastis, harga barang dan jasa melonjak setiap hari, dan ekonomi runtuh. Hiperinflasi ini menyebabkan keruntuhan total ekonomi dan kehancuran sosial, dengan jutaan orang jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem.

Pelajaran Penting dari Kisah-Kisah Sedih Defisit APBN

  1. Pengelolaan Utang yang Bijaksana

Salah satu pelajaran utama dari kisah-kisah ini adalah pentingnya pengelolaan utang yang bijaksana. Utang yang berlebihan dan tidak terkelola dengan baik dapat menyebabkan krisis utang yang parah. Negara harus memastikan bahwa utang yang diambil adalah untuk tujuan yang produktif dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

  1. Transparansi dan Akuntabilitas Fiskal

Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan bahwa pengeluaran pemerintah dilakukan secara efisien dan efektif. Laporan keuangan yang transparan dan pengawasan yang ketat dapat membantu mencegah kebocoran anggaran dan korupsi.

  1. Diversifikasi Sumber Penerimaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun