Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial

"Prabowo Effect" dan RAPBN 2025

5 Juni 2024   17:31 Diperbarui: 5 Juni 2024   17:37 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Prabowo telah menunjukkan komitmen terhadap pembangunan infrastruktur sebagai fondasi bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang. RAPBN 2025 kemungkinan akan mencerminkan prioritas ini dengan alokasi dana yang signifikan untuk proyek infrastruktur strategis, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara. Investasi ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah, mendorong investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja baru.

4. Dampak Sosial dan Kesejahteraan

Di sisi lain, fokus pada sektor pertahanan dan infrastruktur dapat menimbulkan dilema terkait alokasi anggaran untuk program kesejahteraan sosial. Prabowo Effect dapat menyebabkan pergeseran prioritas anggaran yang mungkin berdampak pada sektor kesehatan, pendidikan, dan bantuan sosial. Penting bagi pemerintah untuk menemukan keseimbangan yang tepat agar dampak positif dari pembangunan ekonomi tidak mengorbankan kesejahteraan masyarakat.

Analisis Teoretis

Dalam menganalisis dampak Prabowo Effect terhadap RAPBN 2025, kita dapat menggunakan teori Keynesian yang menekankan pentingnya pengeluaran pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut teori ini, peningkatan belanja pemerintah, khususnya dalam sektor infrastruktur dan pertahanan, dapat merangsang aktivitas ekonomi dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, kita juga harus mempertimbangkan teori ekonomi klasik yang menekankan pentingnya keseimbangan anggaran dan efisiensi pengeluaran untuk mencegah inflasi dan defisit anggaran yang berlebihan.

Data dan Proyeksi Ekonomi

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 5-6% pada tahun 2025, dengan asumsi kebijakan pemerintah berjalan efektif dan stabilitas politik terjaga. Peningkatan investasi infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB. Namun, tantangan seperti fluktuasi harga komoditas, ketidakpastian global, dan risiko inflasi perlu diperhatikan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Prabowo Effect memiliki potensi untuk membawa perubahan signifikan dalam penyusunan dan implementasi RAPBN 2025. Dampak dari kebijakan yang diusulkan oleh Prabowo Subianto dapat dirasakan dalam berbagai aspek, mulai dari peningkatan anggaran pertahanan hingga reformasi birokrasi dan pembangunan infrastruktur. Meskipun ada manfaat yang dapat diperoleh, penting bagi pemerintah untuk menjaga keseimbangan dalam alokasi anggaran guna memastikan bahwa sektor-sektor penting lainnya tidak terabaikan.

APBN Transisi Jokowi ke Prabowo: Defisit Terlalu Lebar, Banyak Ketidakpastian

Pemerintahan Jokowi telah menetapkan RAPBN 2025 dengan defisit berkisar antara 2,45 hingga 2,82 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Rentang atas ini hampir mendekati batas maksimal yang diizinkan oleh undang-undang, yaitu 3 persen. Transisi pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo menghadirkan sejumlah tantangan dan ketidakpastian terkait dengan keberlanjutan kebijakan fiskal dan stabilitas ekonomi.

1. Analisis Defisit RAPBN 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun