Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money

Makna di Balik 6,25%

26 Mei 2024   14:11 Diperbarui: 26 Mei 2024   14:21 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memperkuat Stabilitas dan Menjaga Pertumbuhan Ekonomi dari Dampak Rambatan Global, RI Rate Tetap 6,25%

Dalam upaya memperkuat stabilitas ekonomi dan menjaga pertumbuhan di tengah tantangan global yang kompleks, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) tetap di 6,25%. Keputusan ini mencerminkan strategi pemerintah dan otoritas moneter untuk mengatasi dampak rambatan ekonomi global serta memastikan stabilitas makroekonomi dalam negeri.


BI Rate: Pengaruh dan Implikasinya terhadap Ekonomi Indonesia

Bank Indonesia (BI) memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi melalui kebijakan moneter, salah satunya adalah penetapan suku bunga acuan atau BI Rate. BI Rate merupakan suku bunga yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam operasinya di pasar uang. Keputusan BI untuk menetapkan atau mengubah suku bunga ini memiliki implikasi luas terhadap berbagai aspek ekonomi nasional, termasuk inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan ekonomi. Artikel ini akan mengulas pengaruh dan implikasi dari kebijakan BI Rate terhadap perekonomian Indonesia.

Pengaruh BI Rate terhadap Inflasi

Salah satu tujuan utama dari penetapan BI Rate adalah pengendalian inflasi. Inflasi yang terlalu tinggi dapat merusak daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi. Dengan menaikkan BI Rate, BI berusaha menekan laju inflasi dengan cara memperketat likuiditas di pasar. Suku bunga yang lebih tinggi membuat biaya pinjaman meningkat, sehingga mengurangi jumlah uang yang beredar dan menurunkan tekanan inflasi. Sebaliknya, penurunan BI Rate bertujuan untuk meningkatkan likuiditas dan mendorong konsumsi serta investasi, yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi (KOMPAS.com) (Bisnis).

Dampak terhadap Nilai Tukar Rupiah

BI Rate juga berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah. Suku bunga yang tinggi dapat menarik investasi portofolio dari luar negeri karena menawarkan imbal hasil yang lebih menarik dibandingkan dengan negara lain. Hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap rupiah, sehingga memperkuat nilai tukar. Sebaliknya, jika BI Rate terlalu rendah, investor mungkin akan menarik dananya untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi di tempat lain, yang dapat melemahkan rupiah (Bisnis).

Pengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi

BI Rate yang lebih rendah diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan cara menurunkan biaya pinjaman. Suku bunga yang lebih rendah membuat kredit menjadi lebih murah dan lebih mudah diakses, sehingga mendorong investasi oleh perusahaan dan konsumsi oleh rumah tangga. Namun, penurunan suku bunga juga harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari inflasi yang tidak terkendali dan ketidakseimbangan ekonomi lainnya (Bisnis) .

BI Rate dalam Konteks Kebijakan Makroprudensial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun