5. Dampak Perubahan Lingkungan terhadap Plankton
Perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia seperti deforestasi hutan mangrove dapat memberikan dampak signifikan terhadap keberadaan plankton. Hutan mangrove berfungsi sebagai penyaring alami bagi polutan dan menyediakan habitat bagi berbagai jenis plankton serta larva biota laut lainnya. Dengan hilangnya hutan mangrove, terjadi penurunan jumlah plankton karena berkurangnya tempat berlindung dan sumber makanan.Penurunan tutupan kanopi mangrove juga mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air, sehingga mempengaruhi fotosintesis fitoplankton. Penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton cenderung menurun ketika kondisi lingkungan tidak mendukung pertumbuhan mereka.
6. Strategi Pengelolaan untuk Mempertahankan Kualitas Air
Untuk mempertahankan kualitas air di habitat mangrove Pulau Lombok dan mendukung keberadaan plankton, diperlukan strategi pengelolaan yang berkelanjutan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Pengawasan Kualitas Air:Â Melakukan pemantauan rutin terhadap parameter kualitas air untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi.
- Restorasi Hutan Mangrove:Â Mengembalikan area hutan mangrove yang hilang atau rusak untuk meningkatkan fungsi ekosistem.
- Pengurangan Pencemaran:Â Mengurangi limbah domestik dan industri yang masuk ke perairan melalui pengelolaan limbah yang baik.
- Edukasi Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas lingkungan demi keberlangsungan ekosistem mangrove.
3. KARAKTERISTIKÂ
Kualitas air merupakan faktor kunci yang mempengaruhi keberadaan plankton di ekosistem mangrove. Di Pulau Lombok, habitat mangrove berfungsi sebagai tempat tinggal bagi berbagai spesies plankton, yang terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Plankton berperan penting dalam rantai makanan perairan dan sebagai indikator kesehatan ekosistem. Pemahaman tentang karakteristik pengaruh kualitas air terhadap plankton di habitat mangrove Pulau Lombok sangat penting untuk pengelolaan dan konservasi lingkungan.
1. Peranan Plankton dalam Ekosistem Mangrove
Plankton adalah organisme mikroskopis yang hidup di perairan dan tidak dapat berenang melawan arus. Mereka terbagi menjadi dua kelompok utama: fitoplankton, yang berfungsi sebagai produsen primer, dan zooplankton, yang berperan sebagai konsumen. Fitoplankton melakukan fotosintesis untuk menghasilkan oksigen dan menjadi sumber makanan bagi zooplankton serta organisme lainnya. Keberadaan plankton sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem karena mereka menjadi dasar dari rantai makanan di perairan.
2. Parameter Kualitas Air yang Mempengaruhi Plankton
Kualitas air di habitat mangrove dipengaruhi oleh beberapa parameter fisik dan kimia, termasuk:
- Suhu: Suhu air yang optimal untuk pertumbuhan fitoplankton berkisar antara 25 hingga 30 C. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menghambat pertumbuhan plankton.
- Salinitas: Salinitas adalah kadar garam dalam air, yang berhubungan erat dengan tingkat penggenangan pasang surut. Salinitas yang terlalu tinggi atau rendah dapat mempengaruhi komposisi spesies plankton.
- pH: pH air menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan. Nilai pH yang ideal untuk kehidupan plankton biasanya berkisar antara 7 hingga 8,5. Nilai pH yang terlalu tinggi atau rendah dapat berbahaya bagi organisme perairan.
- Kandungan Oksigen Terlarut (DO): Oksigen terlarut adalah komponen vital bagi kehidupan akuatik. Kandungan DO yang rendah dapat menyebabkan stres pada plankton dan organisme lainnya.
- Nutrien (Nitrat dan Fosfat): Ketersediaan nutrien seperti nitrat dan fosfat sangat penting untuk pertumbuhan fitoplankton. Pencemaran akibat limbah domestik atau pertanian dapat meningkatkan kadar nutrien ini, menyebabkan ledakan populasi fitoplankton (eutrofikasi).