Mohon tunggu...
Syaifuddin Gani
Syaifuddin Gani Mohon Tunggu... profesional -

SYAIFUDDIN GANI lahir di Kampung Salubulung, Mambi, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, September 1978. Bergiat di Teater Sendiri Kendari. Sajak-sajaknya dimuat diberbagai majalah sastra, Koran, dan antologi bersama. Bulan Agustus 2009, mengikuti Perogram Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) bidang Esai. Bekerja di Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara. Memiliki istri dan satu anak yang dicintai. Email: om_puding@yahoo.com dan HP 081341677013.Kumpulan sajak tunggalnya Surat dari Matahari (Komodo Books) terbit April 2011.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Esai dan Maut dari Bogor

9 Juli 2012   04:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:09 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rongsokan badan menuju peristirahatan nasib.

Peti  mayat resah menghantarmu

Menganga di sepanjang pantai

Puluhan mata bajo memandang dari kelam pesisir,

Menanti takdir yang terlindas pekuburan pasir.

Arakan badan

Arakan leluhur

Di belakang Wuna, Wuna tinggal legenda.

Puluhan keranda antri di dermaga, petang itu.

Dermaga Lakilaponto, Maret 2004

Mengenai pohon jati dan Muna, Wan Anwar menulis dengan gaya yang sangat menyentuh, sebagaimana yang dimuat pada antologi puisi Sendiri 3 yang diterbitkan Teater Sendiri Kendari, tahun 2006 silam. Inilah kutipan tulisannya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun