Dari berbagai desakan dan kritikan pedas yang terarah ke Nurdin Halid tidak membuat dirinya untuk mau beranjak dari kediktaktorannya sebagai Kedua Umum PSSI. Nurdin Halid tetap bersikeras menunjukan taringnya, dirinya tidak menggubris sedikitpun desakan-desakan tersebut, padahal prestasi yang dicapai Nurdin Halid sejak menjabat menjadi Ketua Umum PSSI tidak menunjukan raport yang baik, justru sebenarnya prestasi persepakbolaan Indonesia tambah merosot jauh.
Belum lagi klaem Nurdin Halid terhadap terselenggaranya Liga Primer Indonesia (LPI) 2011 yang dipersponsori pengusaha terkenal di Indonesia Arifin Panigoro, Nurdin Halid bersikeras bahwa LPI 2011 tidak sah dan melanggar peraturan serta tatatertib AD/ART PSSI, dan pasal-pasal lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan sepakbola nasional.
Padahal ujung-ujung Nurdin Halid dan kronco-kronco merasa dirugikan dengan penyelenggaraan LPI yang diperkirakannya akan banyak merauk keuntungan. Nah disinilah letak sebenarnya Nurdin Halid tidak menganggap keberadaan LPI, yaitu tidak mendapatkan segi kormersialnya.
Kekerasan watak serta sifat Nurdin Halid ini akhirnya membuat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta jajarannya menjadi gerah. Pasalnya penyelenggaraan Konggres PSSI 2011 menjadi kisruh dan tidak didukung banyak pihak, terutama para pencinta sepakbola nasional dan dari berbagai organisasi sepakbola yang ada Indonesia. Selain itu sikap kerasnya Nurdin Halid yang sangat tangan besi dan diktaktor menjadikan PSSI tempat ladang politiknya. Pihak-pihak yang bersebrangan dengan dirinya dianggap penghalang dan musuh besarnya. Inilah sosok Nurdin Halid mantan narapidana dari berbagai kasus korupsi, dirinya masih mau mempertahankan statu guwo untuk stategi politiknya kedepan.
Sepandai-pandainya Tupai melompat akhirnya akan jatuh juga. Mungkinkah Nurdin Halid demikian ?.
"Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora), Andi Mallarangeng didampingi Ketua KONI/KOI, Rita Subowo memberikan pernyataan resmi di Kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora), Jakarta, Senin (28 Maret 2011), menyusul kericuhan yang terjadi pada Kongres PSSI di Pekanbaru, Sabtu kemarin. Pemerintah menyatakan tidak lagi mengakui pengurus PSSI."
Pemerintah bersama dengan KONI-KOI menyatakan tidak lagi mengakui legitimasi PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid terkait dengan kegagalan kongres PSSI sesuai dengan instruksi FIFA.
Menpora Andi Mallarangeng di Jakarta, Senin mengatakan tidak mengakui PSSI dibawah kepengurusan Nurdin Halid untuk mencegah hal-hal yang bisa menyebabkan terulangnya kegagalan kongres PSSI akibat terjadinya kericuhan.
Andi yang didampingi Ketua Umum KONI-KOI Rita Subowo menilai, pengurus PSSI tidak kompeten yang bisa terlihat dari ketidak-tertiban di dalam penentuan hak suara, distribusi undangan, penentuan peraturan pemilihan, agenda kongres serta tidak adanya pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan kongres.
"Maka berdasarkan kondisi tersebut pemerintah menyatakan tidak mengakui lagi pengurus PSSI dibawah pimpinan Ketua Umum Nurdin Halid dan Sekjen Nugraha Besoes serta seluruh kegiatan keolahragaan yang diselenggarakan kepengurusan PSSI tersebut," katanya dengan tegas.
Andi menjelaskan, kebijakan tersebut diambil berdasarkan kewenangan pemerintah yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 3 tahun 2007 serta Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2007.