"Mmm.... Sepertinya enak! Aku juga mau bagian ku dong!" pinta Nyi Kulodarmaji dengan mata berbinar-binar.
"Ahaha silahkan Nyi. Semoga Nyi Kulodarmaji Sang Penyihir Hutan Tengkorak suka."
"Khh haha aku menyukaimu Anak Kecil, tapi jangan panggil aku Penyihir Hutan Tengkorak lagi mulai sekarang." ucap Nyi Kulodarmaji dengan gestur menyombongkan diri.
"Hee... Terus mulai sekarang aku harus memanggil mu apa Nyi?" tanya Sang Jaka.
"Hehem... Panggil aku Calon Istri Maheswara Putra Ashura!" Nyi Kulodarmaji menempelkan wajahnya bahu Maheswara membuat sang empu nya bahu bergidik.
"Eehh... Hebat juga kau Paman!" puji Sang Jaka.
Maheswara hanya diam sambil menggerutu.
"Jadi sekarang bagaimana? Hutan Tengkorak sudah tidak ada. Bagaimana kau akan hidup setelah ini Nyi?" tanya Maheswara.
"Temthu sajha akhu akhan ikhut denghan mu ekhem... Karena kau telah menghancurkan rumah ku dan sekarang aku adalah calon istri mu. Bukankah itu sudah jelas." jawab Maheswara.
"Padahal hutan ini hancur karena sihir mu dasar!! Dan juga tentang calon istri itu, aku tidak pernah setuju!" Maheswara kesal.
"Huhu... Jahat sekali, lelaki memang begitu kejam... Apa tubuhku ini tidak menarik perhatian mu? Mmm?" Nyi Kulodarmaji sedikit menggoda Maheswara.