"Ah ceritanya panjang, saat ini aku tidak kuat berdiri, bisa kah kita beristirahat disini sebentar--"
'kruyuk kruyuk~'
"Ahaha... Maafkan perutku, aku tidak bisa menahannya." ucap Maheswara berusaha menutupi rasa malunya.
"Mau bagaimana lagi, aku akan membuatkan makanan." Sang Jaka dengan sigap menyiapkan api unggun dan makan malam karena hari yang sudah mulai gelap.
Kini malam menyelimuti Hutan Tengkorak, cahaya bulan menerangi hutan yang sudah rata dengan tanah. Ditemani api unggun, terlihat Maheswara dan Sang Jaka yang sedang membuat makan malam.
"Sang Jaka, bagaimana kau bisa tidak terkena dampak dari ledakan? Sementara Hutan Tengkorak saja rata dengan tanah." tanya Maheswara memecah sepi.
"Semua karena Ki Wiryo, Paman. Ki Wiryo memiliki keahlian untuk perlindungan, sehingga ketika ledakan itu terjadi, Ki Wiryo berubah menjadi sebuah perisai." jawab Sang Jaka tanpa mengalihkan pandanganya dari masakannya.
"Hmm mungkin sesekali izinkan aku meminjam nya ya? Boleh kan?" Maheswara memohon.
"Boleh boleh saja. Ayo Paman makan malamnya sudah hampir jadi." jawab Sang Jaka sambil menyiapkan makan malam.
'endus endus'
Tak disangka aroma masakan Sang Jaka membuat Nyi Kulodarmaji bangun dari tidurnya yang dengan segera menghampiri Maheswara dan Sang Jaka.