Mohon tunggu...
Syahtila Rajabi
Syahtila Rajabi Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia Biasa.

Tak Akan Ada Rasa Cukup Dalam Menulis. Terus Berusaha Membuat Tulisan Yang Bagus Dan Enak Dibaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Maheswara: Dendam Ratu Siluman (Chap 2)

21 November 2023   12:00 Diperbarui: 21 November 2023   12:02 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masih ada yang lain?" Dyah Asih menyadari energi yang sama dengan yang ia kalahkan barusan, bukan hanya satu tapi sepuluh. "Hmph. Yang seperti ini hanyalah hal kecil. Hyat!" Dyah Asih mengibaskan tangannya, menebang pohon-pohon yang ada di sekelilingnya sekaligus memotong tubuh dari sepuluh siluman pengintai.

"Cih dasar, mengotori tangan ku saja. Haahh sekarang hati ku menjadi semakin kacau! Membusuk lah di neraka kau Ajisana sialan!!" Dyah Asih geram sembari menginjak-injak tanah.

Dyah Asih kembali berjalan menyusuri hutan, barangkali ada sesuatu yang dapat menyenangkan hati nya, namun dia tidak menemukan apa-apa selain pohon-pohon dan binatang hutan hingga sampai lah dia di inti hutan, sebuah danau besar menyambut Dyah Asih. "Sebuah danau ditengah hutan. Hm? Seperti ada seseorang di sana." Dyah Asih menangkap penampakan seorang lelaki tua yang sedang bersemedi di tengah danau.

Semakin ia perhatikan semakin jelas rupa nya, dia tak lain adalah Ki Arya yang sedang bersemedi. "Oh si manusia tua bodoh itu ternyata." Dyah Asih tidak ambil pusing dan berjalan menuju pohon paling rindang disana dan membaringkan tubuhnya. "Suasananya yang tenang ini, aku harap kau bisa menikmatinya bersamaku, suami ku." Dyah Asih memejamkan mata nya dan terhanyut dalam mimpi nya sembari melupakan misi balas dendam nya.

Sementara itu, Maheswara yang mengejar Dyah Asih malah tersesat di hutan. "Sial!! Kenapa tersesat lagi?!" Teriak Maheswara. Maheswara pun berjalan menyusuri hutan, mengikuti aliran air barangkali dia menemukan jalan keluar dari hutan, "Hmm ternyata hutan ini besar juga ya, Ki Arya sering masuk ke dalam hutan tapi tidak pernah membawa ku bersama nya. Katanya hutan terlalu berbahaya untuk dimasuki. Sebegitu berbahaya nya ka--" Langkah Maheswara berhenti ketika dia mendengar suara raungan yang memekikan telinga.

"Suara apa itu? Lebih baik aku pergi dari sini--" Maheswara bergegas pergi namun langkah nya terhenti karena ada sesuatu yang berdiri tepat di depannya. Sesosok makhluk tinggi berbulu lebat, hitam legam dengan mata merah menyala, taring yang menyeruak keluar dari mulutnya, makhluk itu menatap dalam-dalam Maheswara, bagaikan hama yang sudah mengganggu wilayahnya. 

"Sial!" Maheswara segera melompat mundur.

"Siapa kau sudah seenaknya memasuki wilayah ku?! Hutan Kertasura ini adalah wilayah kekuasaan ku, Gandharva, enyahlah kau manusia!!" Teriak makhluk itu sambil melayangkan gada besar ke arah Maheswara. Dengan cepat Maheswara menghindar tetapi makhluk itu tetap menyerangnya dengan membabi buta. 

"Kalau begini terus aku akan mati ditimpa pohon pohon ini. Aaahh tidak ada gunanya menahan diri, langsung saja, Golok Naga!" Maheswara memanggil Golok Naga, angin kencang serta guntur turut menyertai panggilan nya, menggetarkan seisi hutan dan menerbangkan pohon pohon di sekitarnya.

"Maju kau sini! Hyaah!"

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun