"Tak perlu menduga-duga lagi aku sudah tahu siapa orangnya. Dia adalah Ajisana Mahardika. Dia adalah orang kepercayaan suami ku tapi semenjak suami ku pergi, dia mulai berani menunjukkan taringnya. Dia adalah siluman busuk! Seandainya saja aku bisa memanggil Warugeni, akan ku habisi dia saat itu juga. Aku bersumpah akan menghabisi nya dengan tangan ku sendiri." Tutur Dyah Asih dengan tangan yang mengepal kencang.
"Permasalahan yang sulit sekali, kenapa aku selalu terlibat dalam masalah ya?" Keluh Maheswara.
"Kalau kau tidak mau membantuku ya sudah! Aku akan pergi sendiri. Lagipula saat ini kekuatan ku sudah pulih, dasar manusia bodoh!" Dyah Asih merajuk kesal sambil keluar meninggalkan gubuk tua itu.
"Hei Nyai mau kemana?!" Tanya Maheswara.
"Kemana saja boleh lah!" Balas Dyah Asih ketus.
"Ah sial. Tunggu dulu Nyai!" Maheswara lari mengejar Dyah Asih.
Nampak Dyah Asih berjalan kesal sambil kakinya sesekali menendang angin, raut wajahnya mengisyaratkan kekesalan dan kekecewaan. Dia sangat haus akan balas dendam namun dia juga tak bisa bertindak gegabah mengingat lawannya ada satu kerajaan iblis, sebenarnya satu kerajaan iblis adalah jumlah kecil jikalau dia bisa memanggil Warugeni. Namun Warugeni tak bisa dia panggil saat ini, untuk sebab yang ia pun tak tahu.
Semakin lama Dyah Asih berjalan semakin dalam ia memasuki hutan. Dyah Asih tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang sedari tadi memperhatikan nya, bergerak secara cepat di balik semak semak. Bersiap untuk menyergap kapan saja. "Hm?" Dyah Asih mendengar suara semak bergerak, dan pada saat itu juga dia langsung memasuki mode siaga. "Sudah sampai sini ya." Gumam Dyah Asih. Dyah Asih tetap melanjutkan jalan-jalan nya seperti tidak menyadari bahaya yang akan datang.
'syut kling'
Sebuah pisau melesat kearah Dyah Asih dengan cepat dan langsung di tepis oleh nya. "Keluarlah kalian kalau berani!" Tantang Dyah Asih. Dyah Asih mengumpulkan kekuatannya sembari memperluas jangkauan indera nya untuk melacak keberadaan musuh.Â
"Disitu ya." Dyah Asih langsung melepaskan serangannya, melumpuhkan seseorang dibalik semak. "Hmm? Siluman. Keparat kau Ajisana!" Ternyata yang sedari tadi mengincar Dyah Asih adalah kelompok siluman pengintai yang dikirim oleh Ajisana.