Mohon tunggu...
Syahrul Ahmad Gunawan
Syahrul Ahmad Gunawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Motto saya setapak demi setapak namun berjejak. Berarti melangkahlah perlahan namun pasti dibanding tidak melangkah sama sekali. Begitupun dalam menulis apabila tidak ada gerakan untuk bertindak maka tidak akan tercipta tulisan yang indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berjarak Semakin Rindu

5 Juni 2023   01:31 Diperbarui: 5 Juni 2023   01:38 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berjarak Semakin Rindu

Oleh : Syahrul Ahmad Gunawan

Hari-hariku tampak sunyi 

Hati rapuh seperti tak berisi 

Berjalan terasa nyeri 

Bagaikan hidup tak berarti lagi 

Jendela pagi selalu menyapa dengan kilauan mentari 

Sang kucing merengek mendekat setiap pagi 

Getaran benda bundar pun tak lupa mengingati 

Namun, di dekatku hanya kibasan angin yang menoleh ke kanan dan kiri 

Bangun tidurku tak macam dulu lagi 

Penat ku tak ada yang menyemangati 

Beranjak ku berdiri tanpa mendengar suara nyaring di pagi hari 

Ku lalui hari-hariku sendiri 

Gelisah takut tak sadarkan diri 

Tak ada orang yang mau mengobati 

Ketika sakit menyerang nanti 

Hanya aku yang mengobati seorang diri 

Perasaanku begitu hancur 

Rinduku sudah tidak terbendung 

Mengingatnya berasa ingin kabur 

Apabila terbayang kebersamaan di kampung Ingin rasanya ku menangis 

Menumpahkan rindu dalam percikan gerimis 

Tapi ragaku tak boleh mengemis Demi sebuah kertas rupiah dan daging yang hendak diiris 

Batinku terasa pilu Jiwaku tampak membisu Sudah lama tidak bertemu 

Dengan keluarga yang ku rindu Bertemu namun tak terasa 

Hanya tampak gerak-gerik wajah dan suara belaka

 Melewati benda pintar yang ku punya 

Rinduku hanya dibalas sekejap saja Sudah lama kita berpisah 

Tak bisa cerita keluh kesah Biasanya bersama di rumah 

Sekarang ku harus pindah 

Awalnya aku tidak mampu 

Meninggalkan kesan indah di keluargaku 

Namun ku harus membiasakan hidup baru 

Dengan rumah berpetak yang harus dibayar setiap waktu 

Pertama kali mendiami Akhirnya bisa menetap di sini Seiring waktu berganti 

Terasa sedih tak ada siapa pun yang menemani 

Ku berpikir alangkah baiknya pulang 

Menemui keluarga tersayang 

Disisi lain ku harus berjuang 

Untuk masa depan yang gemilang 

Maafkan aku keluargaku 

Bukan aku tak mau bertemu 

Berjuang di sini sendiri tanpa jemu 

Tapi sebenarnya aku rindu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun