"Mungkinkah aku jatuh cinta?"
Aku menarik nafas dalam-dalam. Mengembalikan konsentrasiku yang kau buyarkan dengan sekejap senyuman. Secangkir cappucino dengan bentuk hati, spesial kuberikan pada seorang pelanggan istimewa. Ya benar! Itu adalah dirimu.
Jika kau tak percaya, silakan periksa setiap cangkir kopi yang ada di atas meja seluruh pelanggan kedai ini. Tidak ada kopi yang memiliki gambar hati dipermukaannya selain kopi yang ada di hadapanmu saat ini, kekasih.
Kau perlu tahu, ada sebait doa yang dipanjatkan oleh sang peracik saat membuat pesananmu itu kekasih. Kebahagiaan dan harapannya yang menggumulinya saat itu, semua tertuang pada cangkir kopi yang ada di depanmu.
Setidaknya jika kau tidak bisa menerima hatinya, kau mengetahui bahwa sebagian dirinya sudah masuk kedalam tenggorokanmu dan menyatu dengan tubuhmu; Mengikuti setiap langkahmu kemanapun kau pergi, menjadi bagian dari tenaga saat kau merasakan bahagia, menjadi satu titik zat endorfin yang membuatmu tenang kembali saat tangis membasahi pipimu. Meski kau tak pernah tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H