Mohon tunggu...
SR W
SR W Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia

Yow yow yow

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Baik

22 Oktober 2018   20:33 Diperbarui: 22 Oktober 2018   20:42 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh : Jansenjasien.com

"disana lebih parah daripada desa kita." kata seorang petani, yang sedang makan siang di sebuah pondok kecil yang terletak di tenah sawah. "kita dukung saja. Toh, wakilnya masih ada."

"tidak bertanggung jawab itu namanya." Sangkal petani lain, yang sedang menunggu istrinya membawakan jatah makan siangnya.

Ketika semuanya selesai makan siang, bukannya meneruskan pekerjaannya. Kedua petani itu malah asik berdebat masalah ia.

"sudah pak," potong istri salah satu petani itu. "kita itu nggak ngerti apa-apa. Mending teruskan pekerjaannya, daripada buang-buang waktu." Tuturnya, mengingatkan suaminya.

"bukan begitu bu," ujar suaminya "saya itu kasihan melihat ia. Dia itu nggak ngerti apa-apa, kok malah disuruh pusing-pusing ngurusi daerah yang rusak." Katanya

"nah! Yang ini saya setuju." Seru salah satu petani, yang sejak tadi membela ia.

"nggak perlu dikasihani pak" kata istri petani itu, sambil membereskan peralatan makan. "wong bukan dia yang bekerja, dia kan hanya menerima perintah dari atasannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun