"disana lebih parah daripada desa kita." kata seorang petani, yang sedang makan siang di sebuah pondok kecil yang terletak di tenah sawah. "kita dukung saja. Toh, wakilnya masih ada."
"tidak bertanggung jawab itu namanya." Sangkal petani lain, yang sedang menunggu istrinya membawakan jatah makan siangnya.
Ketika semuanya selesai makan siang, bukannya meneruskan pekerjaannya. Kedua petani itu malah asik berdebat masalah ia.
"sudah pak," potong istri salah satu petani itu. "kita itu nggak ngerti apa-apa. Mending teruskan pekerjaannya, daripada buang-buang waktu." Tuturnya, mengingatkan suaminya.
"bukan begitu bu," ujar suaminya "saya itu kasihan melihat ia. Dia itu nggak ngerti apa-apa, kok malah disuruh pusing-pusing ngurusi daerah yang rusak." Katanya
"nah! Yang ini saya setuju." Seru salah satu petani, yang sejak tadi membela ia.
"nggak perlu dikasihani pak" kata istri petani itu, sambil membereskan peralatan makan. "wong bukan dia yang bekerja, dia kan hanya menerima perintah dari atasannya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H