Mohon tunggu...
SR W
SR W Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia

Yow yow yow

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasib Baik

22 Oktober 2018   20:33 Diperbarui: 22 Oktober 2018   20:42 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan karena ia adalah seseorang yang bodoh dan tak mampu bekerja ditempat umum seperti kebanyakan orang. Melainkan ia sangat yakin dengan nasihat salah seorang motivator yang pernah berkata di salah satu acara televisi "orang sukses adalah mereka yang tidak pernah menyerah terhadap beban hidupnya. Dan sangat yakin bahwa masalah pada hari ini adalah tempaan untuk hari esok yang lebih cerah."

Meskupun ia tidak mengetahui nama motivator tersebut, tapi ia sangat yakin dengan perkataannya itu. bahkan ia masih ingat betul ciri khas motivator itu adalah memiliki mahkota yang terbuat dari rambutnya sendiri yang melingkari kepalanya yang botak.

Pernah suatu ketika, pada saat ia masih duduk dibangku sekolah, diperingatkan oleh temannya. Bahwa para motivator itu hanya pandai berbicara, bukan beraksi seperti ucapannya.

Namun ia menafikan ucapan temannya itu. ia fikir temannya hanya iri terhadap dirinya yang akan menjadi sukses dengan berpegang teguh dengan apa yang diyakininya hari itu.

-

Suatu hari ada 4 orang berpakaian rapih mengendarai mobil mewah berwarna hita. Dilihat dari dandanan orang-orang itu, dicurigai mereka adalah politikus yang sering muncul di layar kaca, yang diminati wawancara untuk memberikan kritik pada lawan politiknya. Salah satu dari mereka turun dari mobilnya. Mengenakan jas merah yang kancingnya tidak dikaitkan, celana bahan yang memiliki warna sepadan. Mencari seorang lelaki berbadan kurus dan berjanggut lebat yang tak pernah dicukur.

"ndak salah lagi." Kata seorang tukang ojek, yang sering mangkal di perempatan dekat balai desa. "dari ciri fisiknya, orang seperti itu disini hanya ia."

Kemudian, tukang ojek itu menunjukan jalan menuju rumah ia. "dari sini sampeyan jalan lurus saja," katanya sambil mengacungkan jari telunjuknya kearah yang dimaksud. "sampai bertemu dengan sebuah sungai." Tuturnya.

Salah seorang yang menggunakan jas dengan warna yang sama, membuka kaca mobil bagian belakang. Mencermati setiap petunjuk yang diberikan oleh tukang ojek itu. mewanti-wanti, takut temannya yang menggunakan jas merah berkaca mata hitam itu lupa.

"nanti sampeyan parkir di bawah pohon itu saja," kata tukang ojek itu. "mobil ndak bisa lewat jembatan. Sudah rapuh." Ujarnya

Orang dengan jas merah berkaca mata hitam itu manggut-manggut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun