Mohon tunggu...
SR W
SR W Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia

Yow yow yow

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Surat Terbuka untuk Para Orang Tua: Membimbing Bukan Mengendalikan

18 September 2018   20:47 Diperbarui: 19 September 2018   19:53 2011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Oleh : Pixabay.com

Orang lain yang memberi saran saya karena ia peduli dengan masa depan saya. Begitupun dengan saya, saya memilih ini karena saya peduli dengan nasib saya di masa yang akan datang.

Ini yang menarik. Ketika seseorang lebih mempedulikan pendapat orang lain, kemudian gagal, orang tersebut akan cenderung menyalahkan orang lain yang memberikan nasehat/saran tersebut.

Tapi dengan saya mengikuti pilihan saya sendiri, justru akan membuat saya lebih bertanggung jawab terhadap kemungkinan gagal yang ada di depan sana nanti.

Hal ini lah yang saya resahkan, kebanyakan orang justru membuat seseorang tidak percaya diri terhadap pilihannya dengan dalih memberikan nasihat atau saran agar ia tidak terjebak pada kegagalan.

Bukan sebaliknya, mendukung dengan penuh pilihan orang lain tanpa mementingkan ego bahwa saran yang ia berikan adalah jalan terbaik yang bisa diambil.

Sialnya, pada beberapa pengalaman pribadi saya, orang-orang yang memberikan nasihat ini, setelah saya mengikuti sarannya, justru malah meninggalkan saya. Persetan dengan pendapat orang lain! 

Kemudian ketika saya mendapat masalah dari saran yang diberikan orang tersebut, saya tidak menemukan orang itu tidak ada di barisan orang-orang yang memberi nasihat atau saran untuk memecahkan masalah yang sedang saya hadapi saat itu. Memang, sudah seharusnya saya mampu menyelesaikan masalah saya sendiri. 

Namun, setiap jalan atau setiap pilihan pasti terdapat masalah atau rintangan yang akan menghadang, dan hal itu tidak dapat dinafikan. Lihatlah! pada awalnya, ia memberikan saran yang baik layaknya orang yang peduli dengan nasib saya. 

Tapi berengseknya, orang ini tidak menjelaskan secara detail resiko-resiko apa saja yang akan saya hadapi jika saya menempuh jalan yang ia rekomendasikan.

Sialnya lagi, kasus seperti itu tidak terjadi sekali dalam hidup saya. Sayapun masih sering membuka pikiran dan menerima saran orang lain, tapi saya sering lengah saat orang-orang ini coba menyetir kehidupan saya.

Bukan berarti dengan menafikan pendapat atau saran dari orang lain, kita menjadi pribadi yang mementingkan ego kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun