Darah pun mengalir membasahi pasir di padang tandus, seluruh pasukan yang menyaksikan bertekuk lutut di hadapanmu. Kau tegak dengan wibawa, menggenggam pedang berdarah. Pasukan Hexa yang tadi menyerangmu langsung mengucapkan syukur seakan sudah terbebas dari belenggu kehidupan, mereka berteriak-teriak menyebutmu pembebas dan pahlawan padang pasir, ternyata mereka sudah menanti kematian Hexa.
Sisei tersenyum bangga melihatmu, meski kau tidak bisa melihatnya dengan kasat mata, tetapi kau merasakan kebahagiaannya di alam baka.Â