Sisei hanya tersenyum dengan bangga memiliki yang setia seperti Amado. Hembusan nafas terakhirnya bersamaan dengan senyum yang dia rekahkan dihadapan Amado.
***
Ingatan itu kembali muncul dalam benakmu, tatkala kau melihat lelaki itu
"Amado kaukah itu? Kaukah yang membantai habis para pemberontak di negri Darks?" tanya Hexa
Kau tak menjawab pertanyaan itu. Kau langsung maju menyebetkan pedang yang kau genggam kearahnya, Hexa menghindari seranganmu, dia hanya tersenyum jahat, meremehkan mu.
"Junior tidak mungkin mengalahkan senior."
Kau masih bungkam dan meloncat kearahnya mengayunkan pedang beberapa kali, tapi Hexa mundur dengan cepat menangkis semua seranganmu.
"Baiklah aku akan serius sekarang"
Dia menyerang dengan ganas kearahmu, pedang yang dia pegang melambung-lambung, kau menangkis agak kesulitan, tapi kau tak menyerah, kau balas serangan lebih keras dari sebelumnya.
 Denting pedang berisik di telinga sampai seluruh pasukan Hexa membentuk bundar, seperti ring pertarungan, kau masih berusaha untuk memenggal kepala Hexa, kau merangsek bak macan kelaparan, tapi tidak mudah membunuhnya seperti kau menjadikan kambing pasukannya dihadapanmu, dia sangat lincah lagi kuat, belum pernah kau bertarung sesengit itu sebelumnya.
 kau merunduk ketika pedang membelah udara melalui sisi kanan. Kau tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung mengayunkankan pedang keatas, Hexa terpental kebelakang terkena pedang yang kau hantamkan, kau meloncat sangat tinggi dengan kedua tangan menggenggam pedang pemberian gurumu, langsung kau hunuskan kebawah tepat di kepalanya, dia tidak sempat menangkisnya.