Mohon tunggu...
Syahrul Maulana
Syahrul Maulana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pemred Terbaik Kategori Majalah Dinding

Nama; Syahrul Maulana , lahir di Bekasi, 16 Juli 2005, aku anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan DRS Sunarto dan Anah Arsita. Syahrul adalah nama panggilanku, Aku terlahir di keluarga lumayan mampu dalam bidang ekonomi, ayah saya Wirausaha. Sejak kecil, saya selalu dinasehati oleh ayahnya untuk selalu rajin beribadah, jujur dan baik terhadap sesama. Singkat cerita, setelah lulus SMP saya berangkat ke Pondok Pesantren Sidogiri untuk mendalami ilmu Agama. Alhamdulillah, di Sidogiri saya berkhidmah di Instansi ISS (Ikatan Santri Sidogiri) sebagai anggota media. Pada tahun pertama, saya dianggkat menjadi Redaksi Mading KOREKSI, tahun selanjutnya, Koordinator Media, memberikan mandat kepada saya untuk menduduki kursi Pemimpin Redaksi, Tahun ketiga, saya direktut Buletin Nasyith menjadi Sekretaris Redaksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Desert Hero

31 Juli 2024   15:43 Diperbarui: 31 Juli 2024   15:54 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sisei hanya tersenyum dengan bangga memiliki yang setia seperti Amado. Hembusan nafas terakhirnya bersamaan dengan senyum yang dia rekahkan dihadapan Amado.

***

Ingatan itu kembali muncul dalam benakmu, tatkala kau melihat lelaki itu

"Amado kaukah itu? Kaukah yang membantai habis para pemberontak di negri Darks?" tanya Hexa

Kau tak menjawab pertanyaan itu. Kau langsung maju menyebetkan pedang yang kau genggam kearahnya, Hexa menghindari seranganmu, dia hanya tersenyum jahat, meremehkan mu.

"Junior tidak mungkin mengalahkan senior."

Kau masih bungkam dan meloncat kearahnya mengayunkan pedang beberapa kali, tapi Hexa mundur dengan cepat menangkis semua seranganmu.

"Baiklah aku akan serius sekarang"

Dia menyerang dengan ganas kearahmu, pedang yang dia pegang melambung-lambung, kau menangkis agak kesulitan, tapi kau tak menyerah, kau balas serangan lebih keras dari sebelumnya.

 Denting pedang berisik di telinga sampai seluruh pasukan Hexa membentuk bundar, seperti ring pertarungan, kau masih berusaha untuk memenggal kepala Hexa, kau merangsek bak macan kelaparan, tapi tidak mudah membunuhnya seperti kau menjadikan kambing pasukannya dihadapanmu, dia sangat lincah lagi kuat, belum pernah kau bertarung sesengit itu sebelumnya.

 kau merunduk ketika pedang membelah udara melalui sisi kanan. Kau tidak menyia-nyiakan kesempatan dan langsung mengayunkankan pedang keatas, Hexa terpental kebelakang terkena pedang yang kau hantamkan, kau meloncat sangat tinggi dengan kedua tangan menggenggam pedang pemberian gurumu, langsung kau hunuskan kebawah tepat di kepalanya, dia tidak sempat menangkisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun