Fokus dakwah: membangun spiritualitas, keimanan kepada Allah, persatuan, dan nilai moral.
Dakwah Secara Terbuka
Nabi mulai menyampaikan Islam kepada masyarakat Mekkah, termasuk pemimpin Quraisy.
Dakwah diperluas hingga ke luar kota, termasuk saat musim haji.
Meskipun mendapat tantangan berat, Nabi dan para sahabat terus menyebarkan ajaran Islam dengan sabar dan tekad.
Pernikahan dan akhlak mulia beliau menjadi teladan penting dalam membangun misi kenabian yang mengutamakan keesaan Allah, moralitas, dan kesejahteraan bersama.
Periode MadinahÂ
Rasulullah SAW menerima perintah hijrah dari Allah SWT dan mempersiapkan perjalanan bersama Abu Bakar. Ali bin Abi Thalib diminta menggantikan beliau tidur di tempat tidur untuk mengelabui kaum Quraisy yang merencanakan pembunuhan. Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi selama tiga malam di Gua Tsur, dibantu oleh keluarga Abu Bakar dan Amir bin Fuhairah yang mengirim makanan dan kabar terkini.
Setelah meninggalkan Gua Tsur, Rasulullah dan Abu Bakar menempuh rute tak biasa menuju Yatsrib, singgah di Quba. Di sana, Rasulullah mendirikan Masjid Quba, masjid pertama dalam Islam. Pada 12 Rabiul Awwal 622 M, beliau tiba di Yatsrib (kemudian dikenal sebagai Madinah) setelah melaksanakan salat Jumat pertama di perkampungan Bani Salim. Di Madinah, Rasulullah disambut hangat, dan masjid didirikan di kebun milik dua anak yatim sebagai pusat aktivitas umat.
Sebagai pemimpin, Rasulullah memulai pembangunan masyarakat Islam dengan dua langkah utama:
Mendirikan masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan, musyawarah, dan pemerintahan.