Masa Pertengahan Islam
Setelah runtuhnya Abbasiyah, dunia Islam mengalami kemunduran intelektual. Fokus beralih pada konservasi ilmu pengetahuan yang ada, sementara inovasi baru jarang muncul. Bidang sains dan teknologi tertinggal, sementara ilmu agama mendominasi pendidikan. Periode ini juga ditandai oleh dominasi tradisi syarh (penjelasan teks terdahulu) dan hsyiyah (komentar tambahan), yang mencerminkan stagnasi intelektual.
Turki Usmani dan Akhir Masa Pertengahan
Dinasti Turki Usmani muncul sebagai kekuatan besar yang melanjutkan tradisi khilafah. Namun, mereka mengabaikan perkembangan sains dan teknologi, yang menjadi penyebab dominasi Barat pada masa berikutnya. Perbedaan teknologi akhirnya membawa umat Islam pada kolonialisme dan kemunduran lebih jauh.
Masa pertengahan Islam menjadi fase transisi penting dalam sejarah, yang meskipun penuh tantangan, tetap melahirkan pengaruh signifikan melalui islamisasi di wilayah India dan Nusantara.
Periode modern (1800-SEKARANG)
Sejak awal abad ke-19, hubungan antara Islam dan modernitas menjadi topik penting dalam studi keislaman. Modernitas, yang mencakup transformasi nilai-nilai, teknologi, dan pola pikir, memainkan peran sentral dalam dinamika sejarah umat Islam. Istilah "Islam modern" merujuk pada periode sejarah Islam sejak 1800-an, yang dianggap sebagai fase kebangkitan kembali setelah masa klasik (kemajuan pesat) dan pertengahan (stagnasi).
Nilai-Nilai Dasar Modernitas
 Menurut Syahrin Harahap, manusia modern menghayati nilai-nilai berikut:
Penghormatan terhadap akal sebagai anugerah Allah.
Kejujuran dan tanggung jawab pribadi dalam semua aspek kehidupan.