Pada siapa ia berkeluh kesah?
Kapan ia istirahat?
Entahlah. Namun yang jelas, selama ini Ega hanya punya dirinya sendiri.
Hingga akhirnya, tibalah saatnya nilai Ega keluar.
Tangannya bergetar, entah karena nilai di layar, entah karena perutnya yang belum terisi hingga bulan bersinar.
DEG!
Untuk pertama kalinya, Ega mendapat nilai D dan E di mata kuliah yang menurutnya mudah. Setelah ia renungi lebih lanjut, ini semua berkat nilai UAS-nya yang sangat anjlok, yang menyebabkan seluruh nilainya ikut menurun.
Satu notifikasi muncul, 'Pemutusan Beasiswa Prestasi a.n. Ega Kurniawan'.
Ega lemas tak karuan hanya dengan membaca judulnya. Semua pikiran buruk terlintas di benaknya. Apa yang bisa ia lakukan tanpa beasiswa?
Notifikasi lain muncul, 'Kak, bapak sama ibu berantem. Kakak bisa pulang gak?'
Ega mengacak rambutnya frustasi. Sudah jatuh tertimpa tangga, rasanya semua berita buruk ia terima malam itu. Ia segera menelepon adiknya untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Semua berita buruk seakan-akan jadi makan malamnya hari ini. Setelah menutup telepon, ia berteriak gusar, seakan-akan teriakannya mampu menyelesaikan semuanya.