Mohon tunggu...
Syahrul Fadhilah Rais
Syahrul Fadhilah Rais Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang sering berandai-andai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kuharap Langit Menimpaku Saja

2 November 2023   18:45 Diperbarui: 2 November 2023   20:31 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh ya, hari ini merupakan hari terakhir Ujian Akhir Semester! Ega bahkan baru mengingatnya karena semalaman ia bekerja sebagai pramusaji di sebuah restoran. Selama UAS, ia tak sempat untuk benar-benar belajar sebelumnya. Ega hanya mengandalkan apa yang ia pahami dari pembelajaran saat kelas. Padahal, ujian ini sangatlah penting. Mengingat ia sudah menginjak semester lima, golongan semester tua di dunia perkuliahan.

Ega pun tersenyum kecut, "Belum, Ri. Padahal matkulnya Pak Dio susah banget, ya?"

Sari mengangguk setuju, "Iya, susah banget! Tapi kamu tuh kan emang udah pinter dari lahir, Ga! Pasti kamu bisa, deh."

'Pintar dari lahir'

Istilah yang selalu Ega dengar semenjak duduk di sekolah dasar. Yang hingga sekarang pun sebenarnya masih ia pertanyakan, apakah itu sebuah pujian atau... kutukan?

Rasa-rasanya semua orang selalu memiliki ekspektasi lebih padanya. Dan apabila ia gagal memenuhi ekspektasi itu, orang-orang akan kecewa. Bukannya gagal adalah hal yang biasa? Renungnya. Namun, dari dulu hingga kini, tak bisa ia temukan jawabnya.

Tak terasa, Ujian Akhir Semester akhirnya terselesaikan.

Entahlah, Ega bahkan tak tahu apa saja yang ia tuliskan untuk jawaban essay tadi. Pikirannya sudah kacau, tak mampu lagi ia ingat-ingat. Saat Sari dan yang lainnya mengajaknya untuk makan siang dan berpesta merayakan selesainya UAS, Ega menolak. Ia harus segera bekerja sebagai tutor matematika di sebuah tempat kursus.

Satu minggu selanjutnya, saat teman teman lain menikmati liburan semester, Ega sibuk melakukan segala pekerjaan yang ia bisa kerjakan. Pagi harinya, ia mengangkut barang-barang berat di pasar. Siang harinya, ia menjadi tutor matematika. Sembari menunggu malam, ia berkeliling sebagai ojek online. Dan di malam hari, ia bekerja sebagai pramusaji.

Lelah? Ya, awalnya ia selalu mengeluh dan kelelahan dengan semua yang ia lakukan. Namun keadaan memaksanya untuk terus bangkit dan kuat. Karena bahkan di usianya yang belum menginjak 20 tahun ini, ia harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Ayahnya di PHK beberapa tahun lalu, lalu kini sakit-sakitan. Ibunya seorang ibu rumah tangga. Sedang Ega, seorang anak pertama yang harus menanggung semuanya.

Apa yang dilakukannya saat sakit?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun