Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

“Krampus”, Teror di Tengah Natal yang Tidak Lagi Sakral

25 Desember 2020   16:41 Diperbarui: 27 Desember 2020   19:57 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Universal Pictures via geekgirlauthority.com

Sang Sutradara tidak terburu-buru untuk melemparkan teror. Krampus mengulur emosi untuk tidak terlalu klimaks. Gebrakan teror ditampilkan secara perlahan-lahan untuk menyelipkan pesan menyoal semangat Natal yang ditawarkan. Namun, ketika kengerian dilepas, di saat itulah film mengajak penonton untuk menggila.

Tingkat keseraman yang diperoleh memang tidak serta-merta membuat penonton melompat kaget. Tidak. Fantasi yang disajikan Dougherty sedikit lebih halus lewat teror kotak mainan, boneka beruang, kue jahe yang mengamuk, dan boneka badut pemangsa dengan gigi tajam yang mendadak hidup. Pemandangan yang ditonjolkan tersebut adalah kejutan yang istimewa.

Kendati tidak mencapai potensi maksimal untuk masing-masing genre yang dijanjikan, Dougherty mampu mengombinasikan drama, horor, dan komedi sampai di titik konklusi yang kembali ke dalam hangatnya suasana Natal, tetapi dengan sebuah tanda tanya yang menggantung bagi tokoh utama dan kilatan kesadaran pada tokoh lainnya.

Menonton film yang menutup kisah dengan ambiguitas atau unexpected ending bagi saya secara pribadi adalah kepuasan tersendiri selama keambiguan tersebut tidak terlalu memaksa serta masih bisa saya lacak benang merahnya. Kesan seperti itu akan memberi saya perasaan turut menjadi pemberi konklusi yang konkret.

Sebagai sebuah tontonan, Krampus bagi saya berhasil menjelma sebagai sajian keluarga, yang meskipun horor, namun tetap terasa hangat, dekat dan tentunya layak dipertimbangkan untuk menjadi salah satu film dalam menemani libur Natal yang pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun