Jangan mengajaknya pergi ke tempat dan cerita yang pernah ada 'kamu dan orang lain' di dalamnya. Karena dia akan menjadi obat bagi kesendirianmu. Doa bagi kesembuhanmu. Batas dari lupa dan ingatmu. Terlebih karena orang baik tidak akan tiba dua kali dalam kehidupanmu.
Saya sedikit terharu ketika mengetahui ada kalimat semacam ini dalam kepala pengarang saya. Hufftt.
Baiklah. Akan saya lanjutkan ke langkah ketujuh.
Ah, ternyata sudah tidak ada lagi. Sepertinya itu langkah terakhir yang dapat dipikirkan oleh pengarang saya.
Jadi bagaimana menurut kalian? Apakah tutorial atau langkah-langkah menyelamatkan diri dari ingatan tentang seseorang yang ada di dalam kepala pengarang saya ini cukup berguna?Â
Kalau kalian bisa menerapkannya dan kebetulan berhasil, kalian bisa menghubungi pengarang saya di bagian 'kirim pesan' di akun Kompasiana miliknya untuk mengucapkan terima kasih. Terlebih karena kegagalannya dalam menghapus kenangan tentang seseorang sudah menolong orang lain untuk melupakan seseorang yang ingin dilupakannya.
Saya Rain, mewakili pengarang saya, mengucapkan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H