Kami berdua hanya memandang. Dan tanpa alasan yang jelas dia menangis. Aku memeluknya namun dia masih belum mau bicara.
***
Gumpalan-gumpalan kecil putih masih berjatuhan dari langit Nottingham. Aku ingin memberikan anakku kehangatan dan rasa nyaman. Aku mengusap kepalanya hingga ia tertidur pulas sambil sesekali mengecup kening dan memeluk tubuhnya. Beberapa hari belakangan ia memang sering tidur lebih cepat.
Tanpa kusadari aku juga ikut tertidur. Aku terbangun setelah mendengar suara benda terjatuh cukup keras di ujung tempat tidur kami. Aku terkejut sesaat setelah menyadari bahwa anakku sudah tidak lagi berada di sampingku.
Ia justru berada di ujung tempat tidur dengan sebuah kursi yang tergeletak di sebelahnya. Ia menangis. Namun berusaha untuk tidak mengeluarkan suara.
Aku meraihnya dan segera memeluknya.
"Apa yang sedang kamu lakukan? Apa kamu terluka?"
Ia hanya menangis.
"Ada apa?" Aku kembali bertanya.
"Dia sudah pergi..." katanya lirih.
"Siapa?"
"Ibu baruku."