Mohon tunggu...
Syahrul Chelsky
Syahrul Chelsky Mohon Tunggu... Lainnya - Roman Poetican

90's Sadthetic

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cinta Gila

1 Agustus 2019   18:40 Diperbarui: 1 Agustus 2019   19:54 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa melawan atau berbicara sepatah kata pun, wanita ini langsung menuruti perintah ayahnya itu. Dia memandang saya sebentar. Namun tidak juga berbicara. Hanya matanya yang mengisyaratkan sesuatu yang tidak pernah sampai untuk diutarakan. Saya mengangguk dan tersenyum. Berpura-pura mengerti maksud tatapannya itu.

Ayahnya yang kiranya sepantaran orang empat puluhan ini menggandeng dia hingga benar-benar sampai ke dalam kamar. Setelah itu dia kunci. Setelah itu barulah dia kembali dan duduk di hadapan saya lagi.

"Seberapa serius anak muda ini mencintai puteri semata wayang saya?" suaranya memecah ketegangan di dalam batin saya.

"Sangat serius," terang saya. "Dia cinta pertama yang sekaligus ingin saya jadikan sebagai yang terakhir dalam hidup saya."

Dia tersenyum.

"Seberapa jauh anak muda mengenal puteri saya?"

Saya berdiam diri. Berpikir beberapa saat, tapi masih saja bingung akan menjawab apa.

"Selama hampir tujuh tahun, tentulah saya mengenal dia sudah sangat jauh. Saya kenal betul dengan dia. Dia orang yang berperilaku baik dan disiplin."

Dia tersenyum lagi.

"Saya percaya, anak muda, bahwa engkau adalah orang baik. Untuk itu..." dia memberi jeda sebentar, menengok ke arah kamar anak semata wayangnya yang adalah kekasih saya. "Untuk itu, saya akan terbuka padamu sebelum engkau benar-benar membulatkan tekad menikahi anak saya."

Saya menelan ludah. Terasa sekali ada hal yang sangat penting yang hendak disampaikan oleh orang ini. Saya mengangguk saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun