"Jangan takut. Kesepianmu akan pudar seiring waktu berputar. Semuanya akan baik-baik saja. Biarkan cinta yang menemukanmu, tak usah kau buru. Kau perempuan yang harusnya menunggu untuk dikejar, bukan perempuan malang yang malah nekat ingin mengejar."
Ia hanya terdiam-namun hujan yang jatuh di pipinya sudah mulai reda. Kemudian ia menatap lawan bicaranya lebih dalam.
"Kau perempuan tegar. Kau adalah aku, tapi tidak selemah aku di masa lalu. Bunuh diri bukan jawaban seperti yang aku lakukan setahun silam. Hiduplah di balik cermin sana dengan tenang."
Keduanya tersenyum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H